Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri optimistis Indonesia tetap menjadi tujuan investor Tionghoa dari seluruh dunia di tengah kondisi ekonomi, yang sedang tumbuh melambat sekarang ini.

"Indonesia masih tetap dilihat, didengar oleh banyak kalangan masyarakat dari China overseas," ucap Megawati saat memberikan sambutan singkat dalam Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia ke-13 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.

Optimisme putri presiden pertama Soekarno itu berangkat dari banyaknya para peserta konferensi yakni sekitar tiga ribu orang yang merupakan keturunan Tionghoa dari 30 negara, mengikuti konferensi yang digelar dua tahun sekali tersebut.

Untuk itu, lanjutnya, Indonesia membuka pintu kepada para investor Tionghoa untuk menanamkan sahamnya di Indonesia dengan potensi yang besar.

"Karena memang kepulauan Indonesia begitu besar sehingga kami tidak cukup membangun negeri sehingga kami ingin untuk mereka, teman-teman dari RRT maupun mereka yang datang dari 30 negara, maka kami dapat menerima dengan baik," ujar presiden wanita pertama di Indonesia itu.

Megawati juga diberi kesempatan untuk secara simbolis membuka konferensi tersebut yang dilakukan dengan pemukulan gong.

Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia ke-13 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Indonesia Tionghoa (Perpit) Kiki Barki dalam kesempatan itu juga mengajak para investor datang ke Indonesia untuk menanamkan sahamnya.

Kiki yang juga selaku Ketua Konferensi Pengusaha Tionghoa Dunia itu menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk digarap dari sejumlah sektor di antaranya tambang dan batubara.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan yang turut memberikan sambutan juga mempromosikan potensi Indonesia kepada investor Tionghoa itu di antaranya sektor infrastruktur dan kelistrikan.

"Datanglah ke Indonesia dan kami berjanji memberikan kemudahan investasi," ucapnya.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015