Penurunan harga solar akan menambah margin keuntungan usaha nelayan dan petambak. Secara kuantitas juga akan mengurangi ongkos produksi."
Bali (ANTARA News) - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyambut baik rencana pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar sebesar Rp 200 per liter karena akan menambah pendapatan nelayan tradisional.

Riza Damanik selaku ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia mengatakan saat ini solar masih menjadi bahan bakar utama untuk kegiatan operasonal perikanan.

"KNTI menyambut baik rencana pemerintah menurunkan harga BBM Solar karena solar masih menjadi pilihan utama kegiatan produksi perikanan tangkap maupun budidaya," kata Riza Damanik ketika dihubungi melalui pesan elektronik, Kamis malam (8/10).

"Penurunan harga solar akan menambah margin keuntungan usaha nelayan dan petambak. Secara kuantitas juga akan mengurangi ongkos produksi," katanya.

Namun Riza Damanik berharap pemerintah tidak semata menurunkan harga solar, melainkan segera melakukan empat langkah strategis yang bisa meningkatkan pendapatan nelayan hingga 20 persen.

Pertama, kata Riza, pemerintah harus mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok yang sudah terlanjur naik. Kedua, pemerintah harus menjaga tata niaga produk perikanan supaya tetap menguntungkan nelayan dan petambak.

Ketiga, memastikan kontinuitas pasokan BBM Solar ke kampung-kampung nelayan serta memperkenalkan teknologi penangkapan ikan untuk mendukung efektivitas penggunaan BBM.

"Jika empat rekomendasi KNTI tadi diikuti pemerintah, maka penurunan harga solar akan mendongrak kesejahteraan nelayan dalam jangka menengah dan panjang sebesar 20 persen," jelas Riza.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015