London (ANTARA News) - Pasar saham utama Eropa dibuka lebih tinggi pada Jumat, menyusul keuntungan di seluruh pasar Asia dan di Wall Street berkat meningkatnya petunjuk bahwa suku bunga AS tidak akan naik sampai tahun depan.

Federal Reserve pada bulan lalu menunda langkah-langkah untuk menaikkan suku bunga AS karena khawatir tentang pelambatan global, khawatir atas penguatan dolar dan inflasi AS yang lesu, risalah dari pertemuan tersebut mengungkapkan pada Kamis.

Dalam pembukaan perdagangan pasar saham pada Jumat, indeks acuan FTSE 100 London naik 0,81 persen menjadi diperdagangkan di 6.426,46 poin.

Di zona euro, indeks DAX 30 Frankfurt menguat 1,0 persen dibandingkan dengan penutupan Kamis menjadi 10.100,78 poin dan indeks CAC 40 di Paris juga melompat 1,0 persen menjadi 4.723,28 poin.

"Pembukaan positif ... datang berkat penutupan positif lain di AS yang berimbas ke Asia, memperpanjang keuntungan baru-baru ini karena investor menambah taruhan berisiko di tengah ekspektasi kebijakan moneter longgar berkepanjangan," kata Mike van Dulken, kepala penelitian di kelompok perdagangan Accendo Markets.

Para pembuat kebijakan The Fed pada pertemuan mereka September mempertimbangkan peningkatan suku bunga federal fund tingkat nol, tetapi mengambil pendekatan hati-hati setelah penderitaan parah dari gejolak keuangan yang membuat prospek tak menentu untuk ekonomi terbesar di dunia itu, risalah menunjukkan.

Pada Kamis, bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), mengungkapkan bahwa bank akan mempertahankan suku bunga utamanya di rekor terendah 0,5 persen, yang telah berdiri selama enam setengah tahun untuk mendukung pertumbuhan.

Dalam risalah pertemuan terakhir, Bank Sentral Eropa (ECB) menegaskan komitmennya untuk program stimulus pembelian obligasinya, sambil menambahkan bahwa lebih banyak waktu yang dibutuhkan untuk menilai dampak dari pelambatan di Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya.

"Pengatur suku bunga dari Inggris, Eropa hingga Amerika Serikat telah menyuarakan kekhawatiran atas pelambatan di pasar negara berkembang dan penurunan harga komoditas," Jasper Lawler, analis CMC Markets UK, menulis dalam sebuah catatan kliennya pada Jumat.

Raksasa pertambangan dan komoditas Glencore, tertekan oleh utangnya karena sedanga kesulitan menghadapi kejatuhan harga komoditas, pada Jumat mengumumkan perusahaan memotong produksi seng sebesar sepertiga di seluruh dunia.

Perusahaan yang berbasis di Swiss, yang mempekerjakan sekitar 181.000 orang di seluruh dunia, mengisyaratkan pengurangan pegawai (PHK) sebagai akibat dari pemotongan produksi.

Saham Glencore adalah pencetak kenaikan terbesar dalam FTSE London, menguat 6,0 persen menjadi 127,90 pence.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015