Denpasar (ANTARA News) - Seniman drama pertunjukan I Nyoman Subrata atau lebih dikenal "Petruk" untuk pertama kalinya memeriahkan podium Bali Bebas Bicara yang digelar rutin di Lapangan Puputan Margarana Renon, Denpasar, Minggu.

Kehadiran seniman yang sangat terkenal pada era tahun 1990an di Pulau Dewata itu menghadirkan suasana segar kepada warga yang saat itu tengah menikmati olahraga saat hari bebas kendaraan atau car free day.

Podium Bali Bebas Bicara sendiri merupakan kegiatan yang digelar setiap hari Minggu pagi oleh Pemprov Bali guna mengakomodir ide dan gagasan serta keluh kesah warga yang bebas disampaikan dalam forum terbuka itu.

"Silahkan Bapak dan Ibu, maju untuk berbicara di podium. Tapi jangan jengat (berapi-api), nanti cepat menghadap," ucap Petruk yang disambut tawa warga.

Dengan mengenakan kain yang sudah lusuh berwarna "hitam putih" dengan motif kotak-kotak, ikat kepala, dan riasan wajah lucu, kehadiran seniman senior itu layaknya berperan sebagai seorang pembawa acara.

Tak jarang, ia pun kerap mendampingi para pembicara sukarela di atas podium dengan mengeluarkan celetukan yang mengundang tawa warga.

Sejumlah warga yang saat itu tengah menikmati hari Minggu dengan berolahraga dan berjalan santai pun menghampiri dan memadati podium, salah satunya menunggu humor sang seniman itu.

Bagi penggemar seni pertunjukan khas Bali, nama Petruk memang tidak asing lagi.

Berpasangan dengan Wayan Tarma atau dikenal dengan sebutan "Dolar", mereka berdua tampil sebagai punakawan dalam seni pertunjukkan "drama gong" Sancaya Dwipa.

Untuk menyaksikan pertunjukan humoris kedua pelawak itu, ribuan penonton tak jarang rela berdesakan.

Namun kini seiring dengan bertambahnya usia kedua pelawak tersebut hingga Dolar yang jatuh sakit, keduanya pun kini jarang tampil di depan publik.

"Adanya Petruk di acara ini seperti kembali ke masa kejayaan drama gong. Saya rindu dengan penampilan keduanya," ucap Made Adhi, seorang warga Denpasar.

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015