Jakarta (ANTARA News) - Delapan murid SMP Negeri 104 Jakarta Selatan bersama aparat Kelurahan Tegal Parang dan Kecamatan Mampang Prapatan menurunkan spanduk-spanduk iklan rokok di warung-warung yang berada di sekitar sekolah.

"Kami tidak mau teman-teman kami terjebak rokok. Kami tidak mau jadi target promosi rokok. Rokok tidak sehat, mengapa diiklankan," kata Hilda Ameliah, murid kelas IX SMP 104 Jakarta Selatan di Jakarta, Kamis.

Murid-murid yang terlibat dalam penurunan spanduk iklan rokok selain Hilda adalah Mita Ramadhana, Ananda Bella, Rahmah Suhadah, Haikal Azri, Dian Setiawati, Ina Wijayanti dan Indri Wahyuningsih.

Selain menurunkan spanduk iklan rokok, mereka juga memasang spanduk baru di warung-warung tersebut. Spanduk yang dipasang adalah kampanye tidak menjual rokok kepada anak sekolah.

"Di sekolah kami ada komunitas yang dibentuk setelah kakak-kakak dari Smoke Free Agent (SFA) datang. Tujuannya mencegah teman-teman untuk tidak merokok," tuturnya.

Sekretaris Kecamatan Mampang Prapatan Syaiful Rahman mengatakan kegiatan itu merupakan inisiatif para murid setelah berkoordinasi dengan kecamatan.

"Namun, kami memang memiliki Satuan Tugas Kawasan Dilarang Merokok (KDM) yang bertugas mengawasi pelaksanaan (KDM). Kecamatan Mampang Prapatan juga juara II lomba K3 di Jakarta Selatan yang salah satu penilaiannya adalah penegakan KDM," katanya.

Nurhayati Agus, guru SMP 104 Jakarta Selatan yang mendampingi murid-muridnya mengatakan pihak sekolah memang aktif memberikan bimbingan tentang bahaya merokok.

"Di sekolah juga banyak dipasang tulisan dilarang merokok dan poster-poster bahaya merokok. Kami beri pemahaman kepada murid-murid bahwa rokok adalah gerbang narkoba," tuturnya.

Sementara itu, salah satu pemilik warung yang bernama Mufidah menyambut baik kegiatan murid-murid SMP 104. Di warungnya, memang masih ada spanduk iklan rokok, tetapi sudah dirobek bagian iklannya.

"Sejak larangan iklan rokok diberlakukan, kami merobek spanduk iklan rokok itu dengan hanya menyisakan nama warung. Pemasar rokok yang datang juga sudah tahu dan tidak lagi memberi spanduk yang baru," katanya.

Mufidah mengatakan tidak pernah mau menjual rokok kepada anak-anak sekolah. Dia juga tidak menjual rokok secara batangan agar tidak mudah dibeli anak-anak sekolah.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015