New York (ANTARA News) - Kandidat presiden Amerika Serikat Donald Trump mungkin ingin melarang seluruh Muslim memasuki negaranya, tapi klub komedi Brooklyn menyambut mereka menghadiri pertunjukan secara gratis.

Klub itu ingin membuat pernyataan serius tentang usul kandidat presiden dari Partai Republik itu, dan kemungkinan mendapatkan sejumlah pelanggan baru.

Sementara Trump belum tahu bagaimana cara membuktikan bahwa seseorang Muslim, The Experiment Comedy Gallery punya formula sederhana untuk melakukannya.

"Pertama menghadap Makkah. Kedua membaca Al Fatihah. Ketiga tertawa sepuas-puasnya sebagai Muslim gratis sepanjang malam," demikian pernyataan klub itu di laman mereka.

Mo Fathelbab, manajer klub yang juga seorang pelawak tunggal, melihat penawaran itu sebagai cara menyenangkan bagi klub komedi untuk menyampaikan kemarahan pada usul Trump.

"Saya seorang Muslim-Amerika dan saya capek melihat Islamofobia merajalela mengambilalih kampanye," kata Fathelbab kepada kantor berita Reuters dalam surel pada Jumat.

"Dan sampai Muslim Mel Brooks muncul dalam adegan untuk mengalahkan Trump dengan kelucuan lewat 'The Producers' versi kami, ini hal terbaik berikutnya."

Fathelbab mengatakan meminta seseorang membuktikan bahwa dia Muslim atau tidak "sejak awal merupakan ide yang sangat bodoh".

Dia menduga tidak akan terlalu banyak orang yang bisa membacakan surat pembuka dalam Alquran itu dan mendapat akses gratis ke klub yang berada di daerah Williamsburg, wilayah Brooklyn, salah satu bagian New York City yang paling beragam.

Komedian yang lahir di Brooklyn dan dibesarkan oleh orangtua Muslim yang beremigrasi dari Mesir itu mengatakan dia belajar di sekolah Katholik di kawasan Yahudi Orthodox.

Trump menyampaikan usul untuk melarang semua Muslim masuk Amerika Serikat beberapa hari setelah pasangan suami istri Muslim yang diduga terkait kelompok bersenjata menewaskan 14 orang dalam penembakan massal di San Bernardino, California.

Penembakan itu memasakkan kekhawatiran tentang kemampuan pemerintah Amerika Serikat melindungi warganya dari serangan kelompok bersenjata.

Fathelbab mengakui penawasan akses masuk gratis bagi Muslim sebagian juga dilakukan untuk publisitas tapi utamanya untuk "menempelnya ke orang itu."

"Saya lebih baik menentang Trump dan mentalitasnya sekarang ketimbang setelah dia menjadi presiden," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015