Istanbul (ANTARA News) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (27/12) kembali mengatakan tentara Turki akan tetap berada di Irak.

"Tentara Turki berada di Irak untuk memberi perlindungan bagi pelatihan tentara dan akan terus berada di sana," kata Presiden Turki itu dalam satu acara di Istanbul.

Ia kembali menyampaikan pendapatnya bahwa tentara tersebut bukan digelar sebagai pasukan tempur dan Turki "bertekad" untuk melanjutkan misinya melatih pasukan Arab dan Kurdi, kata Xinhua.

Ankara mengirim ratusan tentara ke Kamp Bashiqa di Irak Utara pada awal Desember, dan menyatakan pasukan itu adalah bagian dari misi internasional untuk melatih dan memperlengkapi pasukan Irak guna memerangi ISIS.

Baca : Bayi tewas dalam bentrokan pasukan Turki-pemberontak Kurdi

Namun, Baghdad mengecam tindakan tersebut dan telah membawa masalah itu ke Dewan Keamanan PBB dalam upayanya untuk mendesak penarikan lengkap.

Setelah Presiden AS Barack Obama berbicara dengan Erdogan melalui telepon, Kementerian Luar Negeri Turki mengeluarkan pernyataan pada 19 Desember untuk mengumumkan bahwa Turki akan memindahkan tentaranya dari Bashiqa.

Di dalam pidatonya di Istanbul, Erdogan juga menuduh Iran dan Rusia melanjutkan kebijakan tersembunyi dalam mendukung Presiden Bashar al-Assad dan rejimnya.

Baca : Iran bantah pernyataan Liga Arab

"Seandainya Iran tidak berada di belakang Bashar karena alasan tetentu, hari ini barangkali kami takkan membahas masalah seperti Suriah," katanya.

Erdogan menuduh Rusia memanfaatkan perang saudara di Suriah sebagai sarana untuk mewujudkan tujuannya memperkuat kehadirannya di Wilayah Timur Tengah.

Petempur Turki menembak hingga jatuh satu pesawat tempur Rusia pada November, sehingga membuat keruh hubungan bilateral kedua negara tersebut.

Baca:  Turki buktikan ancaman, pesawat Rusia ditembak jatuh

Turki mendukung pasukan oposisi di Suriah dan berkeras mengenai pendepakan Bashar dalam setiap peralihan politik di negara Arab itu.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015