Singapura (ANTARA News) - Harga minyak pulih dari terendah 12-tahun di Asia, Selasa, tetapi tetap di bawah 30 dolar AS per barel, karena Iran akan meningkatkan produksi setelah Barat mencabut sanksi-sanksinya, memperburuk pasar global yang kelebihan pasokan.
Harga minyak merosot ke kedalaman yang tidak terlihat sejak 2003 pada Senin, sehari setelah Amerika Serikat dan Eropa mencabut sanksi ekonomi yang melumpuhkan dalam pertukaran untuk kepatuhan Teheran atas kesepakatan mengekang ambisi nuklir negara itu.
Iran segera mengumumkan peningkatan besar dalam produksi minyaknya, dengan National Iranian Oil Company mengatakan pihaknya telah memerintahkan meningkatkan produksi 500.000 barel per hari.
Iran saat ini memproduksi 2,8 juta barel per hari dan ekspor hanya sekitar satu juta barel.
Pada sekitar pukul 06.20 GMT, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, meningkat 13 sen atau 0,44 persen menjadi 29,55 dolar AS per barel, membalikkan
kerugian di pagi hari.
Minyak mentah Brent untuk Maret diperdagangkan 55 sen atau 1,93 persen lebih tinggi pada 29,10 dolar AS per barel. Brent jatuh di bawah 28 dolar AS untuk pertama kalinya sejak November 2003 pada Senin.
"Masuknya kembali Iran ... diperkirakan lebih lanjut menambah kelebihan pasokan global," kata Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY.
"Penangguhan setiap gangguan besar dalam pasokan, peningkatan ekspor dari Iran akan membatasi setiap kenaikan besar harga minyak mentah dalam waktu dekat," kata dia.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016