Hafal lagunya? Maju satu orang untuk memimpin rekan-rekannya. Nanti ada hadiah uang Rp200 ribu,"
Surabaya (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengajak ratusan mantan anggota aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) bernyanyi lagu kebangsaan, seperti Garuda Pancasila dan Indonesia Tanah Air Beta di Asrama Transito di Surabaya, Senin.

"Hafal lagunya? Maju satu orang untuk memimpin rekan-rekannya. Nanti ada hadiah uang Rp200 ribu," ujarnya menunjuk Rosikin, salah satu pemuda asal Surabaya yang kebetulan duduk paling depan.

Di bawah tenda yang biasa digunakan TNI, Rosikin dengan semangat berdiri dan memimpin ratusan mantan anggota Gafatar bernyanyi yang hampir semuanya hafal, kecuali beberapa orang yang berusia lanjut.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengaku sengaja mengajak bernyanyi bersama sebagai bentuk membangkitkan jiwa nasionalisme dan pengingat bahwa mereka berada di satu Tanah Air, yaitu Indonesia.

"Khawatirnya mereka sudah lupa lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan Indonesia. Tapi ternyata mayoritas hafal dan bersemangat menyanyi," kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.

Selain bernyanyi, orang nomor dua di Pemprov Jatim itu mengajak berdialog dengan salah satu mantan anggota Gafatar, Warno, pria asal Candi, Sidoarjo.

Gus Ipul ingin mendengar penjelasan dari salah satu perwakilan terkait kegiatan yang dilakukannya selama berada di Kalimantan Barat.

Menjawabnya, Warno yang mengaku baru sebulan meninggalkan saudara dan kerabatnya itu melaksanakan kegiatan bertani di atas lahan yang dimilikinya.

Sejak Sabtu (23/1) pagi, di lokasi penampungan sementara Asrama Transito milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jatim di Jalan Margorejo, Surabaya itu kedatangan 721 orang yang terbagi dalam empat kelompok penerbangan.

Menggunakan dua pesawat Lion Air, Sabtu (23/1) pukul 04.01 WIB dan 04.10 WIB, tiba 389 orang, kemudian Minggu (24/1) pukul 18.15 WIB dan Senin (25/1) pukul 00.30 WIB, tiba masing-masing 185 orang dan 147 orang.

Sebanyak 110 orang pada Minggu (25/1) dipulangkan ke daerah asalnya, kemudian pada Senin sore kembali 24 orang diantar ke kampung halamannya dengan pengawalan ketat kepolisian dan TNI.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016