Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak menguat sebesar 14 poin menjadi Rp13.865 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.879 per dolar AS.

"Harga minyak mentah dunia yang rebound pada tadi malam membuat mata uang di negara berkembang bergerak stabil cenderung menguat," kata Analis Monex Investindo Futures Putu Agus di Jakarta, Rabu.

Sebagian pelaku pasar juga fokus pada hasil rapat moneter pertama bank sentral AS (the fed) di tahun ini.

The Fed diproyeksikan belum akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed fund rate) setelah menaikkan suku bunga di bulan Desember 2015 lalu, kendati demikian pelaku pasar tetap akan mencari petunjuk kapan kenaikan berikutnya.

"Kabar yang beredar di pasar, The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Maret. Jika itu dipertegas oleh The Fed pada hasil rapat bulan ini, maka dolar AS kemungkinan besar akan kembali bergerak menguat. Investor saat ini lebih menantikan pernyataan kebijakan The Fed," katanya.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa di tengah sentimen The Fed yang masih bervariasi itu, pelaku pasar sebaiknya tetap waspada dalam mengambil posisi aset berisiko.

"Jika ada kebijakan kenaikan suku bunga oleh The Fed maka potensi dolar AS berbalik arah cukup terbuka dan akan mempertegas penguatan secara jangka pendek," katnya.

Di sisi lain, lanjut dia, jika bank sentral Eropa (ECB) menambah stimulus moneternya maka jumlah uang beredar euro berpotensi semakin banyak, sehingga dampaknya akan mendorong nilai tukar dolar AS menguat.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016