Ilmu pengetahuan belum memastikan berapa lama risiko ini harus dihindari."
Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pemerintah Brasil mengumumkan, Zika ditemukan di air liur dan urin pasien, dan pejabat Amerika Serikat (AS) menawarkan bimbingan baru dalam berhubungan seksual bagi warga yang pulang dari wilayah terdampak Zika.

Zika, yang berkaitan dengan ribuan cacat lahir di Brasil, terutama ditularkan melalui gigitan nyamuk, tapi masalah muncul pada pekan ini menunjukkan penularan dapat melalui hubungan seks dan tranfusi darah, dan berita penemuan virus dalam air liur serta urin dua pasien memicu kekhawatiran baru, demikian laporan Reuters.

Kemungkinan terpapar melalui cairan tubuh dapat mempersulit upaya menangani wabah itu, bahkan Kepala Lembaga Penelitian Biomedis Federal Brasil membuat pengumuman mendesak, agar perempuan hamil tidak mencium orang asing selama perayaan pesta bebas bersepeda di negara itu guna menghindari virus Zika melalui air liur.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) mengusulkan langkah lebih ketat untuk memantau perempuan hamil terhadap Zika dan mencegah penularan virus melalui hubungan seksual.

"Saya berharap kita tahu lebih banyak tentang Zika hari ini," kata Direktur CDC, Tom Frieden, kepada wartawan.

CDC mengemukakan, lelaki dengan pasangan hamil yang tinggal di atau telah melakukan perjalanan ke daerah yang menularkan Zika secara aktif harus menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan mereka atau menjauhkan diri dari seks selama kehamilan.

"Ilmu pengetahuan belum memastikan berapa lama risiko ini harus dihindari," kata CDC.

Zika telah menyebar secara cepat di Benua Amerika, sehingga mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyatakan darurat kesehatan internasional karena keterkaitan virus dengan penyakit mikrosefali.

Penyakit itu mengakibatkan bayi lahir dengan kepala berukuran kecil dan tidak normal, serta dapat menderita masalah perkembangan.

Padahal, WHO pun mengumumkan bahwa sejauh ini belum ada vaksin atau pengobatan ampuh untuk Zika.

Zika telah dikaitkan dengan mikrosefali, sehingga para ilmuwan Yayasan Oswaldo Cruz menyarankan, agar perempuan hamil mengambil tindakan pencegahan khusus dan menghindari keramaian selama perayaan karnaval yang berlangsung di Brazil.

"Mengingat kemungkinan melakukan kontak fisik dengan seorang yang terinfeksi sangat jelas, maka jangan berciuman," kata Kepala Yayasan Dr Paulo Gadelha kepada wartawan.

Ia menimpali, "Kita tidak bisa mengatakan hari ini tidak ada kemungkinan penularan."

Ilmuwan menggunakan uji genetik untuk mengidentifikasi virus dalam sampel air liur dan urin dari dua pasien, yang memiliki gejala terinfeksi Zika, dan menetapkan virus itu aktif, yang berarti berpotensi menyebabkan infeksi.

Mereka mengumumkan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah Zika dapat ditularkan melalui cairan.

Mereka mengemukakan pula bahwa hal itu menandai pertama kalinya virus ditemukan dalam cairan.

Brasil, negara yang paling terkena dampak Zika, berjuang menghadapi virus Zika bahkan sedang mempersiapkan diri menyelenggarakan Olimpiade di Rio de Janeiro pada Agustus 2016.

WHO menyatakan, antara Januari 2014 dan 5 Februari 2016, sebanyak 33 negara telah melaporkan peredaran lokal virus Zika.

Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) itu juga mengumumkankan, ada bukti penularan lokal langsung di enam negara lainnya.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016