Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengurangi dan menghindari penggunaan plastik semaksimal mungkin, salah satu cara adalah dengan membawa tas kantong sendiri (reusable bag) ketika berbelanja.

"Ini karena pengunaan plastik sekarang ini sudah sangat tinggi sementara sampah plastik sangat sulit terurai. Dibutuhkan waktu 100 tahunan agar sampah plastik terurai," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sesuai melakukan teleconference dengan Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya bertepatan dengan launching Gerakan Indonesia Bersih Sampah 2020 di Taman Bungkul, Minggu.

Selain dengan Wali Kota Surabaya, Menteri LH juga melakukan teleconference dengan Wali Kota Bandung, Wali Kota Balikpapan dan Wali Kota Makassar.

Wali Kota Tri Rismaharini didampingi Wawali Whisnu Sakti Buana, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Chalid Buchari. Juga beberapa masyarakat dan pelajar yang peduli sampah serta komunitas Tunas Hijau.

Dalam teleconference bersama Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya tersebut, Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan bahwa warga di Surabaya, termasuk anak-anak sekolah, selama ini sudah melakukan pengelolaan lingkungan dan daur ulang sampah.

"Oleh anak-anak, sampah plastik didaur ulang, digunakan sebagai aksesori dan baju daur ulang yang dipakai pagi ini," ujar wali kota.

Mendengar hal itu, Menteri LH, Siti Nurbaya mengatakan, Surabaya dan Wali Kota Tri Rismaharini selama ini telah memiliki reputasi bagus dalam hal pengelolaan lingkungan.

Ia meyakini Surabaya akan mampu menjadi kota terdepan dalam hal pengelolaan lingkungan. "Kita semua tahu. Bu Risma adalah ibunya lingkungan. Kita percaya Surabaya dengan inovasi dari Bu Risma dan kerja keras warganya serta kreativitas anak-anaknya, akan bisa bersih dari sampah," ujar Menteri LH.

Risma mengatakan kampanye anti plastik sebenarnya sudah dilakukan mulai tahun lalu. Melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya, lanjut dia, kampanye tersebut rutin digelar di "Car Free Day".

"Saya minta BLH kampanye anti plastik karena saya lihat penggunaan plastik sudah luar biasa. Kalau tidak ada gerakan yang masif, maka kita akan kesulitan mengendalikan karena plastik terurainya 100 tahun. Kita semua harus bergerak. Kita sepakat mengurangi plastik semaksimal mungkin," jelas wali kota yang pernah menjabat kepala dinas kebersihan dan pertamanan (DKP) Surabaya ini.

Mulai Minggu ini, Surabaya menjadi satu dari 22 kota di Indonesia yang akan menerapkan "plastik berbayar". Artinya, jika kita membeli barang di supermarket atau minimarket, maka harus mengeluarkan uang lagi jika ingin memakai kantong plastik.

Tujuannya adalah untuk memunculkan kesadaran agar tidak terus-terusan "nyampah" plastik. Agar semua warga berbelana membawa kantung sendiri dari rumah. Untuk di Surabaya, harga per plastik adalah Rp200.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016