... setiap pangkalan harus melayani pembelian gas tiga kg dan tidak boleh menjual untuk warung atau toko-toko...
Pangkalpinang, Bangka Belitung (ANTARA News) - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, mengimbau para pelaku usaha rumah makan agar tidak menggunakan gas elpiji tiga kg atau biasa disebut tabung gas melon.

"Penggunaan gas bersubsidi bagi rumah makan dan restoran melanggar aturan karena memicu kelangkaan gas elpiji tiga kg," ujar Ketua Hiswana Migas Pangkalpinang, Husni Syahrial, Jumat.

Ia menyebutkan, gas bersubsidi tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu dan sudah terdata.

Ia menduga banyak rumah makan yang menggunakan gas elpiji 12 kg berpindah menggunakan gas melon karena lebih hemat dan murah.

"Kita mungkinkan banyaknya rumah makan yang berpindah ke elpiji tiga kg sehingga akhir-akhir ini dikeluhkan konsumen tabung melon langka di pasaran," katanya.

Terkait pasokan atau kuota elpiji tiga kg, menurut dia sampai saat ini tidak ada perubahan atau pengurangan dari pihak PT Pertamina.

"Sampai saat ini tidak ada pengurangan pasokan gas tiga kg dan ketersediaannya berdasarkan kebutuhan dan yang berhak mendapatkannya," jelas dia.

Ia mengatakan, pasokan gas ke tiap-tiap pangkalan yang tersebar di wilayah Kota Pangkalpinang bervariasi namun kisarannya antara 80 hingga 90 tabung.

"Jadi setiap pangkalan harus melayani pembelian gas tiga kg dan tidak boleh menjual untuk warung atau toko-toko," jelasnya.

Ia menambahkan, harga eceran tertinggi resmi per tabung elpiji tiga kg yakni senilai Rp16.000 khusus di tingkat pangkalan. 

Pewarta: Kasmono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016