... sebelum dan sesudah berolahraga badan ditimbang, kalau turun 500 gram, harus diganti minimal 500 gram lebih sedikit...
Jakarta (ANTARA News) - Minuman isotonik hanya patut dikonsumsi oleh orang yang menjalani aktivitas berat seperti mereka mereka yang rutin berolahraga minimal dua jam per hari, kata pakar gizi Emilia Achmadi, di Jakarta, Kamis. 

Bagi orang-orang yang aktivitas sehari-hari tidak menguras banyak tenaga, misalnya atlet, minuman isotonik tidak bermanfaat bagi tubuh. 

Porsi asupan minuman isotonik pun tidak boleh sembarangan karena harus disesuaikan dengan jumlah cairan yang terbuang saat berkeringat. 

"Makanya sebelum dan sesudah berolahraga badan ditimbang, kalau turun 500 gram, harus diganti minimal 500 gram lebih sedikit," kata dia. 

Dia mencontohkan, seorang atlet yang berolahraga selama dua jam butuh minum minimal dua liter air dengan perbandingan 60 persen air dan 40 persen isotonik. 

Cara meminumnya juga tidak boleh sekaligus, tapi beberapa teguk setiap jeda waktu tertentu. Emilia juga menegaskan minuman isotonik hanya boleh dikonsumsi ketika sedang berolahraga karena saat itu tubuh kehilangan cairan sehingga harus segera diganti. 

"Bukan sebelum atau sesudah berolahraga," imbuh perempuan alumnus SD St Fransiskus III, Jakarta Timur itu. Tidak tepat mengonsumsi minuman isotonik hanya membuat garam masuk secara berlebihan ke dalam tubuh. 

Salah satu dampak negatif terlalu banyak mengonsumsi garam adalah tekanan darah meningkat, sehingga timbul risiko penyakit jantung dan stroke.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016