Jakarta (ANTARA News) - Satgas gabungan dalam Operasi Tinombala terlibat kontak fisik dengan satu orang terduga teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menyebabkan tewasnya terduga teroris tersebut pada Minggu (24/4).

"Pada Minggu pukul 18.30 WITA di depan sebuah SMP, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, anggota kami diserang dengan parang oleh satu orang dari kelompok Santoso. Akhirnya anggota kami berusaha melumpuhkan orang tersebut dan akhirnya meninggal dunia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Agus Rianto, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Sementara empat orang terduga teroris lainnya melarikan diri. "Satgas di lapangan masih mengejar beberapa OTK (orang tak dikenal) lain yang kabur saat kejadian," katanya.

Agus merinci kronologis kejadian yang berawal dari seorang anggota Intel Polsek Poso Pesisir Selatan, Brigadir Ardi melihat beberapa orang tak dikenal melintas di Desa Patiunga Lorong Gereja. Ardi kemudian mengajak rekannya, Brigadir Warno untuk mengecek situasi.

Keduanya lalu menegur ke salah seorang OTK, namun orang tersebut malah meresponnya dengan mengeluarkan parang. "Ketika ditanya mau kemana, bukan jawaban yang diterima, tapi ayunan parang yang menjawab," ungkapnya.

Akibat tindakan orang tersebut, Warno memberi tembakan peringatan lalu terjadilah kontak fisik yang memaksa Warno menembak orang tersebut hingga tewas.

Sementara jenazah orang tersebut telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sulteng untuk diotopsi. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kami bisa dapatkan identitas yang bersangkutan," ujarnya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016