Ini adalah aksi pembunuhan berdarah dingin dan tanggung jawab sepenuhnya berada di kelompok teroris yang menyandera korban
Kananaskis, Alberta/Manila (ANTARA News) - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk eksekusi sadis seorang sandera Kanada oleh militan Abu Sayyaf di Filipina dengan menyebut eksekusi itu sebagai pembunuhan berdarah dingin.

John Ridsdel (68), bekas eksekutif perminyakan, ditangkap Abu Sayyaf bersama tiga orang lainnya pada September 2015 selagi berlibur di sebuah pulau di Filipina.

Tentara Filipina mengaku menemukan penggalan kepala di sebuah pulau terpencil Senin kemarin atau lima jam setelah batas pemberian uang tebusan habis. Abu Sayyaf mengancam mengeksekusi salah seorang sandera jika uang tebusan tidak didapatkan sebelum tenggat waktu itu.

"Kanada mengutuk tanpa ampun kebrutalan para penyandera dan ini adalah kematian yang tidak perlu. Ini adalah aksi pembunuhan berdarah dingin dan tanggung jawab sepenuhnya berada di kelompok teroris yang menyandera korban," kata Trudeau kepada wartawan di sela rapat kabinet.

"Pemerintah Kanada bertekad bekerja sama dengan pemerintah Filipina dan mitra internasional dalam memburu siapa pun yang bertanggung jawab atas tindak keji ini."

Trudeau menolak menjawab pertanyaan apakah pemerintah Kanada telah bernegosiasi dengan para penculik atau membayar uang tebusan atau apakah sedang berusaha membebaskan sandera Kanada lainnya, Robert Hall.

Para sandera adalah terdiri dari Ridsdel dan Hall, bersama seorang pria Norwegia dan seorang wanita Filipina, yang dalam video telah memohon kepada keluarga dan pemerintah negara mereka untuk membebaskan mereka.

Penduduk menemukan kepala Ridsdel di pusat kota Jolo. Seorang juru bicara tentara mengatakan dua pria berkendara motor terlihat membuang sebuah kantong plastik berisi kepala sang sandera.

Tentara Filipina sebelumnya sudah mengatakan bahwa Abu Sayyaf telah mengancam memenggal salah seorang dari empat sandera jika Senin pukul 15.00 waktu setempat, tebusan uang senilai 300 juta peso (Rp84 miliar) tidak mereka dapatkan, demikian Reuters.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016