... pertanyaannya ada tebusan atau tidak, kami sampaikan tidak. Tidak ada tebusan...
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menegaskan tidak ada tebusan yang dibayarkan kepada penyandera 10 WNI pelaut, yang disandera sejak 26 Maret lalu hingga dibebaskan kemarin (2/5). 

"Bahwa pertanyaannya ada tebusan atau tidak, kami sampaikan tidak. Tidak ada tebusan," tegas Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, kepada media saat ditemui di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Secara terpisah, salah satu mantan presiden Indonesia yang juga pemimpin partai politik besar, di Jakarta, menyatakan, ke-10 WNI pelaut itu dibebaskan karena sudah dibayarkan uang tebusannya kepada penculik. Penculik menetapkan uang tebusan itu Rp14 miliar. 

Ke-10 WNI pelaut yang dibebaskan penculiknya itu telah mendarat di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu malam itu juga. Selanjutnya mereka diperiksa kondisi kesehatan fisik dan kejiwaannya secara resmi di RS TNI AD Gatot Subroto, Jakarta, Senin pagi tadi. 

Pemerintah juga berterima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam upaya pembebasan sandera tanpa satupun letusan peluru atau pergerakan militer itu. 

"Dari waktu ke waktu pemerintah sebenarnya sudah mengetahui, bahkan kemarin presiden sudah secara khusus melakukan komunikasi dengan Presiden Filipina, Benigno Aquino III, dan presiden menyampaikan terima kasih. Tentunya tanpa peran pemerintah Filipina, ini tidak bisa berjalan, sehingga murni diplomasi total," kata Anung.

Akan tetapi, masih ada empat WNI pelaut yang masih disandera oleh milisi bersenjata di Filipina selatan. 

Dalam pada itu, Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan, sampai saat ini militer Indonesia masih terus mengupayakan pembebasan empat WNI pelaut, yang disandera belakangan ketimbang ke-10 WNI rekan mereka sebelumnya. 

Nurmantyo juga menegaskan terus menggelar operasi intelijen untuk itu, dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016