Baru saja saya melakukan kontak dengan tim Indonesia yang ada di lapangan untuk sekali lagi memastikan bahwa keluarga kita ini dalam keadaan baik,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri telah membuka identitas keempat WNI sandera kelompok bersenjata di Filipina yang telah berhasil dibebaskan, setelah pada Rabu sore sekitar pukul 16.00 WIB, kabar tersebut diumumkan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta.

"Baru saja saya melakukan kontak dengan tim Indonesia yang ada di lapangan untuk sekali lagi memastikan bahwa keluarga kita ini dalam keadaan baik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Rabu malam.

Berdasarkan data Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu, keempat WNI tersebut merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tugboat bernama Kapal Henry milik perusahaan PT Global Trans-Energy.

Keempat WNI yang telah berhasil dibebaskan tersebut adalah Moch Aryani (master) asal Bekasi Timur, Jawa Barat, Loren Marinus Petrus Rumawi (chief officer) asal Sorong, Papua Barat, Dede Irfan Hilmi (second officer) asal Ciamis, Jawa Barat, dan Samsir (anak buah kapal) asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

"Kita sudah melakukan komunikasi dengan keluarga sandera untuk menyampaikan kondisi mereka sehat dan sudah bebas sehingga keluarga merasa tenang," kata Menlu Retno.

Saat ini keempat WNI tersebut masih dijaga otoritas Filipina untuk menjalani pemeriksaan di salah satu rumah sakit di Sulu, Filipina, untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.

Sementara itu, proses pemulangan mereka ke Indonesia masih dibahas oleh menlu RI, Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan otoritas Filipina.

"Proses pemulangan tentu secepatnya. Prosedur akan kita lalui seperti biasanya," kata Retno.

Kapal keempat WNI ABK tersebut dibajak oleh kelompok bersenjata dari Filipina di perairan Zamboanga wilayah Malaysia pada 15 April 2016 lalu dan disandera di Sulu, Filipina.

Selain empat WNI tersebut ada enam WNI lain di dalam kapal tersebut, meskipun satu WNI tertembak, namun mereka berhasil diselamatkan patroli Malaysia dan dibawa ke Tawau, Sabah, Malaysia.

Menurut Direktur PWNI-BHI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal, dari enam WNI yang berhasil diselamatkan tersebut lima di antaranya telah dipulangkan pada April lalu, sementara satu orang yang tertembak dan dirawat di rumah sakit telah diizinkan pulang pada Rabu (11/5).

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016