Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Kanar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Agribisnis Franky Wijdaja menyatakan pasokan minyak goreng ke masyarakat dalam menghadapi puasa dan Lebaran kali ini lebih dari cukup.

"Pasokan minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya sepanjang bulan Ramadhan tahun ini lebih dari cukup," kata Franky Widjaja di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, dengan pasokan minyak goreng yang memadai bagi masyarakat, maka kelangkaan dan gejolak harga juga diharapkan tidak terjadi.

Ia juga mengingatkan bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga telah melakukan pemantauan langsung ke sejumlah pabrik termasuk ke penyilangan di Bekasa, Jawa Barat, awal tahun 2016 ini.

Selain itu, Franky yang juga merupakan Chairman Sinar Mas Agribusiness & Food itu juga mengatakan, salah satu tujuan penghiliran industri kelapa sawit yang dilakukan perusahaanya adalah agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas di Indonesia.

"Jadi bukan sekadar fokus pada ekspor produk akhir bernilai tambah," jelasnya.

Untuk mendukung stabilitasai harga yang dilakukan pemerintah, pihaknya juga melakukan penjualan minyak goreng murah melalui serangkaian bazar rakyat di berbagai kota di Tanah Air.

Sebelumnya, Asosiasi Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mengupayakan agar harga minyak goreng yang dijual ke masyarakat tidak bergejolak dalam menghadapi periode Lebaran Idul Fitri 2016.

"Strategi kita mendekati lebaran adalah pada harga yang tidak bergejolak," kata Direktur Eksekutif GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati) Sahat Sinaga dalam diskusi dengan wartawan di Jakarta, Selasa (7/6).

Menurut Sahat Sinaga, sudah ada pertemuan dengan Kementerian Perdagangan di mana pihaknya diminta agar diusahakan agar harga tidak bergejolak jelang Lebaran.

Kalau untuk harga minyak curah, telah disepakati agar harga dari pabrik diimbau agar tidak melewati sekitar Rp11.000 per liter atau sekitar Rp12.500 per kilogram.

Berdasarkan dari data internal GIMNI, harga rata-rata keluar dari pabrik pada Mei 2016 sampai tanggal 19 rata-rata adalah Rp10.300 per kilogram, sedangkan setelah tanggal 19 menurun dan harganya ada di Rp10.100 per kilogram pada periode 20-31 Mei.

"Kami tidak mengerti kenapa harga ini dikabarkan naik. Bahwasanya di lapangan para trader menaikkan harga, itu adalah yang tidak bisa kami kontrol," ucapnya.

GIMNI memperkirakan saat lebaran ini akan ada kenaikan dari kebutuhan sekitar 18 persen untuk minyak curah, sedangkan secara umum (termasuk minyak goreng kemasan untuk pasar modern) rata-rata kenaikan ada sekitar 14 persen.

Angka tersebut hampir mirip dengan peningkatan kebutuhan yang terjadi pada lebaran tahun 2015 yaitu terjadi kenaikan 16 persen dibandingkan dengan harga normal sebelum menjelang puasa dan lebaran.

Sedangkan guna komposisi minyak goreng yang dijual ke masyarakat, ia mengingatkan bahwa komposisi terbesar ada pada minyak curah yaitu hingga sebanyak 71 persen.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016