Bandung, 15 Djuni 1954 (Antara) - Perkawinan dari 27 pasang mempelai kemarin siang telah terdjadi dirumah perawatan "Tjibabat", dekat Tjimahi. Penghulu dari Bandung, jaitu Adjengan Hidajat sendiri jang mengawinkan mereka itu.

Keistimewaan dari perkawinan itu ialah bukan sadja djumlahnja amat banjak, tapi djuga diri para pengantinnja sendiri. Mereka itu adalah penghuni dari rumah perawatan tersebut dan dulunja termasuk apa jang disebut orang2 terlantar dan gelandangan.

Diantara mereka itu ada jang baru 4 bulan, tapi ada djuga jang sudah 5 tahun bertempat tinggal dirumah perawatan "Tjibabat" dimana mereka telah mendapat latihan kerdja untuk mentjari nafkah sendiri dengan tiada bedanja dengan anggota masjarakat lainnja.

Kepertjajaan akan diri sendiri sudah kembali lagi pada mereka dan mereka telah memadjukan permohonan untuk ditransmigrasikan ke Metro (Lampung).

Menurut keterangan Kepala Djawatan Sosial Karesidenan Priangan, permintaan mereka itu dikabulkan dan mereka akan ikut serta dalam rombongan transmigran jang terdiri atas 141 orang. Mereka akan pergi kira2 tgl. 24 Djuni j.a.d. Pihak Djawatan Sosial menaruh amat banjak kepertjajaan kepada mereka itu.

Diterangkan bahwa menurut pengalaman jang sudah2, dengan menempatkan bekas2 orang terlantar sebagai transmigran di Banten, sesudah beberapa waktu mendapat latihan di "Tjibabat" ternjata hasilnja memuaskan.

Djawatan Sosial pernah mengirimkan lk. 200 bekas orang terlantar sebagai transmigran ke Banten sebagai pertjobaan. Mula2 dikuatirkan kalau2 pengiriman bekas orang2 terlantar itu, walaupun sudah terlatih terlebih dulu, hanja akan berarti pemindahan kemiskinan sadja.

Tapi kemudian ternjata keadaan mereka memuaskan, bahkan menurut Djawatan Transmigrasi, orang2 bekas penghuni rumah perawatan itu ada lebihnja dari pada transmigran biasa, jakni disipliner, tahu tata tertib, dan mempunjai kemauan bekerdja jang sungguh2.

Sumber : Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter : @perpusANTARA



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016