Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 24 orang tewas dan 26 hilang akibat bencana banjir dan longsor di 16 kota/kabupaten di Jawa Tengah, kata Kepala Pudatin dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho.

"Bencana tersebut bermula dari hujan lebat yang turun sejak Sabtu (18/6) siang hingga malam hari," kata Sutopo lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Sejumlah kota/kabupaten yang terdampak di antaranya Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar dan Kota Solo.

Bencana tersebut juga memicu puluhan rumah rusak tertimbun longsor dan ribuan rumah terendam banjir. Kawasan dengan korban jiwa terbanyak terjadi di Kabupaten Purworejo.

Di kabupaten tersebut dilaporkan longsor di Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, menyebabkan lima orang warga Karangrejo tertimbun longsor dan sembilan orang bukan warga Karangrejo tewas. Tim SAR gabungan saat ini masih melakukan pencarian terhadap korban tertimbun longsor.

"Saat kejadian ada longsor kecil menutup jalan sehingga menghalangi jalan dan kendaraan. Tiga penumpang truk turun menyingkirkan batu dan tanah, sementara itu di belakang truk terdapat beberapa sepeda motor. Tiba-tiba terjadi longsor besar yang menimbun kendaraan dan orang di jalan tersebut. Sembilan orang tewas telah dievakuasi dalam kondisi tewas," kata Sutopo.

Longsor, kata dia, juga terjadi di Desa Donorati, Kecamatan Purworejo, menyebabkan 15 orang hilang. Sementara di Desa Sidomulyo satu tewas dan empat hilang serta di Desa Pacekelan menyebabkan satu orang tewas. Selanjutnya, di Desa Jelog, Kecamatan Kaligesing dua orang hilang dan puluhan rumah tertimbun longsor.

Korban banjir akibat luapan Sungai Bogowonto di Kabupaten Purworejo menyebabkan empat tewas dan dua hilang. Secara detail, dua korban tewas dari Desa Meranti, satu tewas dari Desa Tangkisan, satu tewas dari Desa Bagelen, satu hilang dari Desa Berjan dan satu hilang dari Desa Bagelen akibat hanyut oleh banjir.

Di Kabupaten Kebumen, banjir bandang dan longsor di beberapa tempat juga menyebabkan korban jiwa. Puluhan rumah rusak berat dan ratusan rumah terendam banjir. Satu orang tewas yaitu Ishak Danu Wijayan (70) akibat hanyut oleh banjir di Desa Kretek, Kecamatan Rowokele pada Sabtu (18/6) sore.

Longsor di Desa Sampang, Kecamatan Sempor menyebabkan tiga rumah tertimbun longsor sehingga enam orang tewas. Korban adalah Sanrustin (55), Marsiyem (50), Sitinem (25, mengandung 8 bulan), Satimun (40), Sari (35, istri Satimun) dan Poniyem (50).

Sementara itu, longsor juga terjadi di Kabupaten Banjarnegara yang menyebabkan enam orang tewas, puluhan rumah rusak dan beberapa orang luka-luka pada Sabtu (18/6) pukul 16.00 WIB saat hujan deras.

Korban enam tewas akibat longsor di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Banjarnegara adalah Sudarno Dasimin (45), Ahmad Bahrudin (43), Ahmad Hidayahtuloh alias Wato (40), Tariwen (52), Riatin Fauzi (10) dan Fina Sritanti (10). Semua korban sudah terevakuasi sekitar pukul 21.00-22.00 WIB, Sabtu (18/6) dalam kondisi sudah tewas.

Penanganan darurat masih dilakukan oleh BPBD dibantu unsur terkait dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, Rapi, Orari, Senkom Polri, Sarda, Pramuka, MDMC, Fatayat, Ukhuwah Sescue, NGO, relawan dan masyarakat.

Tim Reaksi Cepat BNPB terbagi dalam lima grup yang tersebar di Jawa Tengah untuk mendampingi BPBD. Gubernur Jawa Tengah telah memerintahkan BPBD tetangga untuk memberikan bantuan pada daerah-daerah yang mengalami bencana cukup besar.

BPBD Kab Magelang, Temanggung, Wonosobo, Boyolali dan lainnya telah mengerahkan personel dan logistik peralatan membantu penanganan darurat. Saat ini evakuasi korban dan mencarian korban hilang masih terus dilakukan. Dapur umum dan posko telah didirikan. Pendataan masih terus dilakukan.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016