Buktinya Densus 88/Antiteror awal bulan ini mengamankan sejumlah orang terduga teroris beserta rangkaian bom yang diperkirakan untuk mengebom Surabaya."
Surabaya (ANTARA News) - Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jawa Timur meminta seluruh pihak mewaspadai penyusupan dan mengantisipasi masuknya kelompok teroris di jalur-jalur mudik Lebaran 2016.

"Sangat memungkinkan arus mudik disusupi sehingga kita semua harus selalu waspada," ujar Kepala BIN Daerah Jawa Timur Brigjen TNI Arminson di sela buka bersama jajaran intel TNI AD dan wartawan di Surabaya, Rabu.

Sebagai bentuk antisipasi, BIN berharap tidak hanya petugas, seperti TNI dan Polri yang mewaspadainya, namun peran serta masyarakat sangat penting untuk mencegah munculnya gerakan radikalisme di Tanah Air.

"Sinergi antarpihak sangat diutamakan dan jangan sampai lengah," kata jenderal bintang satu tersebut.

Pihaknya juga menyebut saat ini tengah memantau adanya sejumlah orang asal kelompok ISIS di Jatim.

"Bahkan ada satu orang lagi yang masuk di Jatim dan memperkuat kelompoknya. Tapi aparat terus mengawasi agar tak sampai terjadi hal tak diinginkan," katanya tanpa menyebut rinci jumlahnya.

Selain itu, ia juga mengakui bahwa Kota Surabaya menjadi salah satu target dari kelompok tertentu sehingga wajib mendapat perhatian serius dari aparat.

"Buktinya Densus 88/Antiteror awal bulan ini mengamankan sejumlah orang terduga teroris beserta rangkaian bom yang diperkirakan untuk mengebom Surabaya," katanya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf juga mengaku menerima informasi bahwa saat ini Tim Densus 88/Antiteror Mabes Polri tengah memantau puluhan orang yang diduga terlibat terorisme di wilayahnya.

"Informasi yang saya terima seperti itu, bahwa Densus 88 sedang memantau orang-orang yang diduga terlibat terorisme," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Tidak hanya memantau dari jauh, kata dia, tim yang khusus menangani kasus terorisme itu cukup ketat mengawasinya, bahkan menjadi perhatian khusus.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016