Saya mengajak segenap elemen demokrasi yang beradab di mana saja untuk mengutuk keras percobaan kudeta oleh faksi militer Turki terhadap pemerintahan yang sah,"
Bandung (ANTARA News) - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengutuk aksi percobaan kudeta oleh faksi militer Turki karena dinilai telah mencederai makna demokrasi.

"Saya mengajak segenap elemen demokrasi yang beradab di mana saja untuk mengutuk keras percobaan kudeta oleh faksi militer Turki terhadap pemerintahan yang sah," kata Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie dalam siaran pers yang diterima di Bandung, Sabtu.

Jimly juga mengajak semua pihak untuk mendoakan agar rakyat Turki menjadi kuat dalam menghadapi segala ancaman yang datang ke negeri mereka.

"Kita doakan rakyat Turki kuat menghadapi segala ancaman dan pada saatnya dapat mengatasi kudeta dengan sebaik-baiknya," tuturnya.

Menurutnya, bercermin dari kasus kudeta militer di Turki ini dan juga setelah apa yang terjadi di Mesir dan konflik-konflik di beberapa kawasan Timur Tengah lainnya, semakin memberi keyakinan kepada rakyat Indonesia bahwa di negeri ini lah peradaban demokrasi dapat tumbuh dan berkembang.

"Bagi kita jelas, semua peristiwa itu sekali lagi memberi keyakinan kepada kita, bahwa Indonesia telah terbukti sebagai simbol negara demokrasi terbesar ketiga dan bangsa Muslim yang demokratis terbesar di dunia," ujarnya.

Selama ini, kata dia, sejarah mencatat bahwa hanya di Indonesia peradaban demokrasi dapat tumbuh secara baik dalam suasana yang cenderung damai.

"Terbukti, hanya di dan dari Indonesia, peradaban demokrasi dapat tumbuh sehat dan alamiah sebagai sumber inspirasi bagi dunia, khususnya dunia Islam," ucap Jimly.

Percobaan kudeta terhadap pemerintahan Turki yang sah telah terjadi Jumat (15/7) malam waktu setempat.

Pihak yang mengaku sebagai bagian militer di Turki menyatakan telah mengambil alih kekuasaan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dikabarkan tengah berada di luar negeri dalam sebuah kunjungan kerja.

(B020/J003)

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016