Sentimen positif masih membayangi rupiah meski ruang penguatan terlihat cukup terbatas, pasar masih fokus mencermati pelaksanaan amnesti pajak
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat tipis sebesar delapan poin menjadi Rp13.066 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.074 per dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa aliran dana asing masuk yang masih kuat menyusul pelaksanaan amnesti pajak menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang rupiah terhadap dolar AS.

"Sentimen positif masih membayangi rupiah meski ruang penguatan terlihat cukup terbatas, pasar masih fokus mencermati pelaksanaan amnesti pajak," katanya.

Selain itu, lanjut dia, fokus pelaku pasar uang juga tertuju pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli ini. Pasar memperkirakan Bank Indonesia akan kembali memangkas tingkat suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps).

Menurut dia, terbatasnya penguatan rupiah itu seiring dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang melemah terhadap dolar AS serta harga minyak mentah dunia yang mulai tertahan penguatannya karena pasokan masih berlimpah sementara permintaan global belum membaik.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa proyeksi Bank Pembangunan Asia (ADB) terhadap ekonomi Indonesia di angka 5,2 persen, serta stabilnya harga komoditas pangan nasional turut menjaga fluktuasi mata uang rupiah.

"Proyeksi ADB itu menjaga optimisme pelaku pasar uang di dalam negeri terhadap ekonomi Indonesia sehingga investor masih masuk ke dalam aset berdenominasi rupiah," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016