Sleman (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan dikukuhkan sebagai pendekar kehormatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah saat ia menghadiri Jambore Nasional Kader dan Pendekar Tapak Suci Putera Muhammadiyah di Bumi Perkemahan Wonogondang, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat.

Mengenakan pakaian pendekar silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah baju dan celana merah dengan rompi berwarna hitam serta peci hitam, Zulkifli menjalani prosesi penobatan sebagai pendekar kehormatan di hadapan pendekar dan kader peserta jambore nasional. Prosesi diawali dengan pembacaan surat keputusan pimpinan pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang dibacakan pendekar besar Sudjono mewakili dewan guru.

Kemudian prosesi pengukuhan dilakukan Ketua Umum Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah Letnan Kolonel Purnawirawan Adnan Jamhari dengan mengalungkan sabuk pinggang ke leher Zulkifli Hasan yang dalam posisi berlutut. Zulkifli kemudian mengambil sabuk pendekar itu dan mengenakannya di pinggang. Zulkifli Hasan resmi menyandang pendekar kehormatan utama. Lalu dia mengambil sikap hormat tapak suci.

Usai pengukuhan Zulkifli Hasan mengungkapkan alasan menerima gelar pendekar kehormatan karena ingin ikut membesarkan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. "Saya mau menjadi marketing Tapak Suci Muhammadiyah. Saya ingin memasarkan Tapak Suci Putera Muhammadiyah ini ke berbagai kalangan, agar masyarakat berduyun-duyun menjadi anggota Tapak Suci Putera Muhammadiyah," katanya.

Selain itu, Zulkifli juga ingin berlatih Tapak Suci Putera Muhammadiyah dari para pendekar. "Untuk menguasai satu atau dua jurus seni bela diri ini," ujarnya seraya berharap seni bela diri budaya bangsa ini bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri.

Sebelum pengukuhan Zulkifli Hasan menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR. Dia menyampaikan materi sambil berdiri di depan pendekar dan kader Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang duduk bersila. Mereka mengenakan pakaian silat berwarna merah. Secara sistematis Zulkifli Hasan menyampaikan intisari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam sosialisasi ini, Zulkifli mengungkapkan bahwa selama 18 tahun reformasi telah banyak kemajuan yang dicapai. Pemilu legislatif, pemilihan presiden, Pilkada serentak di 269 daerah bisa berlangsung aman. "Tetapi secara substansial rakyat yang berdaulat justru belum sejahtera dan belum makmur," katanya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016