Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono, menilai kabinet baru hasil perombakan cukup memberikan harapan pada perbaikan ekonomi dan percepatan program pembangunan.

"Sri Mulyani efek akan lebih bisa mengerek nilai rupiah dibandingkan Jokowi efek saat menjelang Pemilu 2014 dan melorot selama hampir dua tahun dalam kepemimpinan Jokowi," katanya, dalam pernyataan tertulis, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, Mulyani akan lebih menggairahkan iklim investasi dari luar negeri, apalagi dia punya kemampuan cukup mumpuni saat mengatasi dampak krisis ekonomi global 2008 serta pengalamannya sebagai direktur regional Bank Dunia.

"Walaupun tidak sempurna dalam mengatasi krisis 2008 karena dana talangan Bank Century yang akhirnya mengarah tindak pidana korupsi, namun itu bukan kesalahan Sri Mulyani," katanya.

Mulyani disebut juga bisa sebagai bumper untuk mengganjal aksi-aksi korporasi dengan pinjaman ke luar negeri oleh menteri BUMN yang berpotensi akan banyak terjadi default pinjaman luar negeri tersebut.

Sementara Enggartiasto Lukito yang berlatar belakang seorang pengusaha yang punya jaringan luas dia nilai punya harapan untuk bisa meredam harga harga barang komoditas yang terus meroket sehingga daya beli masyarakat makin terpuruk.

"Dan ini harus dilakukan dalam tiga bulan untuk meredam harga-harga barang terutama sembako," kata Arief.

Kementerian Perindustrian yang dipimpin Airlangga Hartarto dia nilai menjadi angin baru bagi industri nasional baru.

"Hal ini karena Airlangga cukup punya pengalaman di DPR yang mengurusi sektor anggaran. Dari pengalaman bisa menciptakan sebuah industri yang murah dan efisien serta bisa menghasilkan industri yang bisa bersaing di pasar international," katanya.

Thomas Lembong sebagai kepala BKPM dinilai juga cukup bisa memberikan harapan untuk bisa lebih menarik investasi dari luar negeri masuk ke Indonesia karena jaringan Thomas Lembong di luar negeri cukup luas.

Sementara Budi Karya sebagai menteri perhubungan dengan pengalaman dalam bidang infrastruktur di korporasi tempat dia pernah menjabat akan lebih menguasai dan lebih dapat mendukung program-program pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur yang sesuai dengan Nawacita.

"Pengalaman Wiranto dalam masalah Polkam dalam negeri sudah tidak diragukan dengan keberhasilan mengendalikan kerusuhan jelang Pak Harto lengser, serta mengamankan Sidang Umum MPR 1999 yang akhirnya Habibie bisa legowo untuk tidak terpilih sebagai presiden dan melaksanakan Pemilu yang sangat demokratis dan aman," katanya.

Begitu juga, kata dia, saat dipecat Gus Dur, Wiranto tenang dan legowo. Menurut dia, pengalaman Luhut Pandjaitan masih jauh di bawah Wiranto dalam bidang polkam.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016