Jakarta (Antara) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengganti Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim dengan Abraham Mose, dan anggota komisaris PT Dahana (Persero) Ferial Manaf dengan Saud Usman Nasution.

Abraham Mose sebelumnya dikenal sebagai Direktur Utama PT Len Industri (Persero), sedangkan Saud Usman Nasution merupakan mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).  

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengatakan Silmy dinilai sudah berprestasi dan akan disiapkan untuk memimpin BUMN lain.  

“Kami berterima kasih kepada kontribusi dan leadership Bapak Silmy Karim dalam memimpin Pindad. Dengan prestasi yang sudah ditanamkan di Pindad, Kementerian BUMN justru menyiapkan Pak Silmy untuk jabatan baru di perusahaan BUMN lain” ujar Harry di Jakarta, kemarin (3/8).

Menurut Harry, Silmy dalam kurun waktu 1 tahun dan 7 bulan berhasil ‘menyulap’ Pindad menjadi perusahaan ternama. “Kini banyak yang bangga dengan Pindad, semua orang bangga dengan perusahaan ini,” jelasnya.

Di era kepemimpinan Silmy, manajemen  melakukan proses transformasi korporasi. Di antaranya meneguhkan corporate values Pindad 'Jujur, Belajar, Unggul dan Selamat' (JBUS) yang mendasari cara tindak dan berpikir seluruh awak Pindad dalam menjalankan tugasnya di salah satu BUMN Industri Strategis tersebut. Silmy juga meneguhkan prinsip kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawan untuk menghindari praktik korupsi agar implementasi JBUS benar-benar terlaksana dengan baik.

Pembenahan yang dilakukan juga mencakup proses rekrutmen tidak kurang dari total 456 pegawai baru saat banyak perusahaan lain melakukan aksi pemotongan hubungan kerja. Jajaran direksi juga melakukan terobosan dengan mengukuhkan kebijakan untuk sentralisasi pengadaan dengan melakukan pengoperasian Integrated Supply Chain (ISC) dan Teknologi Informasi.

Manajemen Pindad juga melakukan serangkaian perubahan struktur dan organisasi. Pendekatannya lebih menekankan pada functionalities (kegunaan) dari masing-masing Direktorat terhadap multiple stakeholders seperti Kementerian Pertahanan, TNI di setiap matra dan Markas Besar TNI hingga Kepolisian dan lembaga pemerintah yang mengoperasikan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

Hasil dari serangkaian perubahan di atas menunjukkan capaian yang signifikan. Pindad misalnya mencatat pertumbuhan perolehan kontrak di era manajemen baru mencapai 79% di tahun 2015 dibandingkan periode sebelumnya. Catatan penjualan pun menunjukkan kenaikan hingga 36% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.

Tidak sekadar pertumbuhan kontrak dan tingkat penjualan. Manajemen Pindad juga aktif melakukan proses peremajaan mesin dan perbaikan proses produksi. Hasilnya di antaranya mencakup terjadinya kenaikan total produksi munisi kaliber kecil hingga 27%, munisi kaliber besar di atas 80%, kendaraan tempur 36% dan lonjakan tinggi dicatatkan oleh divisi senjata yang mencapai 133% dibandingkan tahun sebelumnya.

Tak jauh berbeda dengan Pindad, Dahana pun menorehkan prestasi. Dalam pemaparannya, Ferial Manaf mengaku aset Dahana dalam kurun lima tahun ke belakang naik secara signifikan. “Kami juga tengah merencanakan beberapa pabrik baru. Tujuan akhirnya tentu untuk menerapkan Nawa Cita seperti yang digariskan oleh Presiden Joko Widodo,” katanya.

Ferial mengaku Saud akan mampu meneruskan cita-cita yang diimpikan oleh Dahana. “Apalagi Pak Saud sudah berpengalaman dalam bidang ini,” tutupnya.


Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2016