New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS merosot terhadap mata uang utama lainnya di perdagangan New York pada Kamis (18/8), saat investor mencerna rilis terbaru risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve Juli.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,59 persen menjadi 94,159 pada akhir perdagangan, level terendah dalam tujuh minggu.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1354 dolar AS dari 1,1291 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3152 dolar AS dari 1,3056 dolar AS. Dolar Australia naik ke 0,7690 dolar AS dari 0,7647 dolar AS.

Dolar AS dibeli 99,95 yen Jepang, lebih rendah dari 100,21 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS jatuh ke 0,9552 franc Swiss dari 0,9618 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2772 dolar Kanada dari 1,2848 dolar Kanada.

Para pejabat Fed pada pertemuan Juli terpecah tentang waktu menaikkan suku bunga tahun ini, dengan beberapa mendesak pelaksanaannya segera mengingat pasar tenaga kerja yang kuat dan yang lainnya lebih memilih menunggu sampai inflasi memenuhi sasaran menurut risalah pertemuan bank sentral yang dirilis Rabu.

"Beberapa peserta melihat perkembangan ekonomi baru-baru ini sebagai indikasi bahwa kondisi pasar tenaga kerja berada di atau dekat dengan tingkat konsisten lapangan pekerjaan maksimal, dan mengharapkan kemajuan terbaru dalam mencapai tujuan inflasi komite terus berlanjut, bahkan dengan langkah-langkah lebih lanjut untuk secara bertahap menghapus akomodasi kebijakan moneter" menurut risalah itu.

Risalah juga menunjukkan bahwa "beberapa memilih menunda kenaikan tingkat suku bunga federal sampai mereka lebih yakin inflasi bergerak lebih dekat ke dua persen secara berkelanjutan."

"Anggota umumnya sepakat bahwa, sebelum mengambil langkah lain dalam menghilangkan akomodasi moneter, bijaksana untuk mengumpulkan lebih banyak data guna mengukur momentum yang mendasari di pasar tenaga kerja dan kegiatan ekonomi," menurut risalah.

Para analis mengatakan risalah gagal memberikan sinyal yang jelas dari langkah-langkah Fed berikutnya, yang terus membebani greenback pada Kamis, demikian menurut warta kantor berita Xinhua. (Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016