Kami telah tegaskan bahwa Islam yang sejalan dengan konstitusi... patut berada di Jerman."
Perth (ANTARA News) - Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan bahwa pengungsi bukanlah pembawa terorisme ke Jerman.

Dalam sebuah kampanye politik untuk partainya, Kristen Demokrat, Merkel mengatakan "fenomena terorisme (atas nama) Islam, Negara Islam, bukanlah fenomena yang datang kepada kita dibawa oleh pengungsi."

Lebih dari setengah juta pengungsi perang dan kemiskinan di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika masuk ke Jerman sejak tahun lalu.

Penduduk Jerman sebagian mulai bersikap "kecut" terhadap para pengungsi akibat merebaknya serangan dilakukan warga sipil bulan lalu. Tiga kekerasan melibatkan imigran dan dua di antaranya diklaim dilakukan oleh kelompok garis keras ISIS.

Namun, Merkel membedakan Islam versi ISIS dengan Islam yang ia yakini diamalkan oleh mayoritas pengungsi.

Menurut dia, Islam yang bisa diterima baik di Jerman adalah Islam yang mengindahkan konstitusi negeri itu, termasuk nilai-nilai menghargai perempuan.

"Kami telah tegaskan bahwa Islam yang sejalan dengan konstitusi... patut berada di Jerman," ujarnya, seperti dikutip The Guardian.

Merkel memaparkan ada banyak orang Jerman yang pergi ke Suriah untuk ikut latihan dengan ISIS.

Pada Juni 2016 Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere menyebut ada lebih dari 800 warga Jerman yang telah pergi ke Suriah dan Irak.

"Kelompok ini yang membuat kami khawatir selama bertahun-tahun lamanya," kata Merkel, politisi perempuan itu di Neustrelitz, sekitar 60 mil arah utara Kota Berlin.

Pernyataan Merkel tersebut berkaitan dengan fakta temuan kepolisian negaranya bahwa aksi teror di Jerman tidak semua berkaitan dengan pengungsi dan paham Islam, seperti aksi teror di kawasan mal Olympia di Kota Munich pada Jumat (22/7/2016) dilakukan oleh Ali Sonboly yang mengalami kelainan jiwa. (Baca juga: Remaja pelaku penembakan Munich sakit jiwa, tidak terkait ISIS)

Materi kampanye Merkel memang pantas bila menyoal isu pengungsi sebab popularitasnya sebagai kepala pemerintahan dan partainya yang sedang berkuasa sedang anjlok akibat kebijakan "buka pintu" kepada pengungsi.

Pada 4 September 2016 Jerman akan menggelar pemilu lokal di bagian timur, dimulai dengan Mecklenburg-Vorpommern.

Sebanyak 52 persen penduduk Jerman yang disurvei pekan lalu mengaku tidak setuju dengan kebijakan imigrasi Merkel, dan pengungsi yang mayoritas Muslim seolah menjadi "senjata" kampanye partai anti-imigran Alternative for Germany (AfD) yang diprakirakan mendulang banyak suara di pemilu di Mecklenburg-Vorpommern dan Berlin.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016