Hong Kong (ANTARA News) - Hong Kong memastikan kebenaran kasus zika pertama oleh seorang perempuan yang baru saja mengunjungi Karibia.

Kini, daerah pusat finansial di Asia tersebut mewaspadai kemungkinan penyebaran virus yang telah membuat panik negara-negara Amerika Latin, Karibia, dan Amerika Serikat itu.

Leung Ting-hung, Pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan dari Departemen Kesehatan, mengatakan dalam konferensi pers pada Kamis malam waktu setempat, pihaknya telah memutuskan sejumlah kebijakan untuk mencegah penyebaran virus zika.

Dia menjelaskan bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah mengontrol populasi nyamuk di Hong Kong.

"Pasien yang terkena zika adalah perempuan berusia 38 tahun yang mempunyai catatan kesehatan yang baik. Dia menderita sakit di bagian persendian dan mata merah sejak 20 Agustus lalu," kata departemen kesehatan setempat dalam pernyataan tertulis.

Wanita yang tidak diketahui namanya itu baru saja mengunjungi Karibia dari 6-20 Agustus dan kembali ke Hong Kong, Senin, kata departemen kesehatan.

Mereka mengaku akan melaporkan kasus ini kepada WHO dengan segera.

Pada Februari lalu, seorang pria dari China daratan didiagnosa terkena virus zika saat mengunjungi Hong Kong, kata laporan dari stasiun radio RTHK.

Menurut beberapa pejabat pada saat itu, kecil kemungkinan pria tersebut akan menyebabkan wabah hanya dengan kunjungan singkat ke Hong Kong.

Zika pertama kali terdeteksi di Brasil pada tahun lalu dan sejak saat itu menyebar ke benua Amerika. Bila mengenai wanita hamil, virus tersebut diduga dapat menyebabkan cacat lahir bernama mikrocefali. Ada setidaknya 1.800 kasus cacat lahir itu di Bali.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016