Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi naik tipis menjadi Rp13.275 per dolar AS.

"Rupiah menguat di tengah harapan inflasi Agustus berpeluang turun serta kurs di kawasan Asia yang mayoritas menguat terhadap dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Ia menambahkan peningkatan uang tebusan amnesti pajak dalam beberapa hari terakhir juga cukup berhasil memperbaiki optimisme di pasar keuangan dalam negeri.

Sentimen dari dalam negeri yang relatif kondusif, lanjut dia, membuat nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan apresiasi walaupun tren penurunan harga minyak mentah dunia bisa membatasi ruang penguatan.

Dari luar negeri, dia menjelaskan, ada pengaruh dari rilis data penambahan tenaga kerja swasta di Amerika Serikat dari Automatic Data Processing (ADP) yang menunjukkan perlambatan sehingga mendorong dolar AS terkoreksi tipis.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan pergerakan nilai tukar dolar AS mulai terbatas setelah mengalami penguatan dalam beberapa hari terakhir.

"Keadaan itu menggambarkan aksi wait and see para pelaku pasar uang terhadap data data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang akan dirilis. Sebagian pelaku pasar uang cenderung melakukan aksi ambil untung seraya menanti data kerja AS itu," katanya.

Di sisi lain, dia mengatakan, Bank Indonesia masih menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah sehingga pelaku usaha di dalam negeri tidak terlalu khawatir.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016