Bandung (ANTARA News) - Unit Kebudayaan Banyuawangi (Ukawangi) Institut Teknologi Bandung menggelar sendra tari yang bertajuk "Satrio Menak Jinggo".

Sendra tari merupakan pertunjukan gabungan dari drama dan tarian yang menceritakan seorang sejarah seorang tokoh kerajaan Blambangan (Banyuwangi) yang bernama Menak Jinggo.

"Acara ini akan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pertunjukan megah dan mempesona yang dapat menunjukkan kekayaan seni budaya Banyuwangi yang hingga kini masih dilestarikan," kata Ketua Panitia Sendra Tari "Satrio Menak Jinggo", Alfian Azizi, di Bandung, Minggu malam.

Pagelaran tersebut, kata dia, dilaksanakan di Aula Barat Kampus ITB Jalan Ganeca Kota Bandung dan ia berharap melalui pagelaran ini dapat mempererat kebersamaan antar anak bangsa melalui saling mengenal budaya Indonesia sebagai aset nusantara dan akan menjadi potensi pariwisata.

"Sendra tari ini juga salah satu bentuk peran Mahasiswa dalam meningkatkan kunjungan wisata," kata dia.

Ia menjelaskan Menak Jinggo adalah tokoh yang membebaskan kerajaan Blambangan dari tangan siluman raksasa Kebo Mercuet, setelah itu Menak Jinggo diangkat oleh Kerajaan Majapahit menjadi Adipati Blambangan.

Ratu Majapahit telah berjanji akan menikahi Menak Jinggo setelah merebut Blambangan namun, Ratu Majapahit mengingkarinya sehingga Menak Jinggo marah dan menyatakan Blambangan melepaskan diri dari Majapahit.

Menurut Alfian tarian yang ditampilkan adalah tarian Gandrung, Sabuk Mangir, dan Nyiru yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu "Umbul-umbul Blambangan" oleh seluruh pemain sebagai penutup acara.

Unit Kebudayaan Banyuwangi (Ukwangi) ITB yang didirikan pada 19 September 2015 ini merupakan wadah untuk mengenalkan dan melestarikan budaya khazanah Indonesa, khususnya budaya dan tradisi dari Banyuwangi oleh mahasiswa asal Banyuwangi yang menempuh studi di ITB.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016