Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memaparkan sejumlah modal Indonesia sehingga bisa ikut berperan aktif dalam misi penjaga perdamaian yang diinisiasi Persatuan Bangsa-Bangsa atau PBB.

"Pertama soal demokrasi yang menjadi poin penting Indonesia berani terlibat dalam misi perdamaian PBB," kata Menteri Retno saat memberikan pembekalan materi kepada 854 anggota Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-K UNIFIL di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.

Ia menjelaskan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, memiliki pengalaman dalam hal toleransi dan pluralisme, sehingga menjadi modal penting untuk menjadi garda terdepan dalam kontribusi perdamaian dunia.

"Karena kita sudah menerapkan itu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari," pungkas Menteri Retno menambahkan.

Selain itu, aset Indonesia lainnya ialah pengalaman dalam menjalankan misi pasukan perdamaian yang telah diemban Kontingen Garuda sejak tahun 1957.

Ia menceritakan, dalam setiap sesi pertemuan politik luar negeri, perwakilan dari Indonesia selalu mengedepankan pengalaman terlibat dalam menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB dalam sesi pembahasan yang dilakukan.

"Intinya Indonesia bangga punya kalian (pasukan Kontingen Garuda), Indonesia bangga terhadap misi yang akan kalian jalankan. Kita sudah tidak berpikir lagi soal batas negara tapi kita sudah melompati itu dan memberikan kontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia," tuturnya menegaskan.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Retno memaparkan, sejak tahun 1957 Indonesia telah mengirimkan sekitar 35.000 personel pasukan perdamaian yang beroperasi di bawah mandat PBB dengan jumlah misi yang telah dilakukan mencapai lebih dari 40 kali penerjunan.

Sedangkan untuk misi penjaga perdamaian di Lebanon atau UNIFIL, Indonesia menjadi negara terbesar yang berkontribusi dalam misi tersebut dengan jumlah personel yang telah dikirim mencapai 1.296 dari total 10.490 personel dari 40 negara yang diterjunkan pada operasi pasukan perdamaian PBB tersebut.

"Jadi misi UNIFIL merupakan misi perdamaian terbesar, jika ditambah dengan pasukan sipil atau kepolisian total ada 11.345 personel," kata Menteri Retno menambahkan.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016