Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan lembaga pemeringkat internasional Standard&Poors (S&P) segera menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi, karena pemerintah telah melakukan perbaikan terhadap struktur APBN agar menjadi lebih sehat.

"Saat ini merupakan titik turning point bagi mereka untuk melakukan penyesuaian mengenai investment rating Indonesia," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Sri Mulyani menjelaskan pernyataan itu merupakan salah satu hal yang dibicarakan dalam pertemuan dengan tiga lembaga pemeringkat S&P, Fitch dan Moodys di sela-sela pertemuan tahunan Bank Dunia-IMF di Washington DC, AS pada 4-9 Oktober 2016.

Ia menambahkan pertemuan dengan tiga lembaga pemeringkat terkemuka ini sangat penting untuk memberikan pemahaman mengenai perekonomian nasional dan kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi tantangan global yang semakin beragam.

"Pertemuan ini memberikan pemahaman atas perkembangan perekonomian Indonesia terutama kebijakan terakhir yang dilakukan di bidang APBN, baik dari sisi langkah-langkah yang dilakukan dalam mengantisipasi pelaksanaan APBN 2016, dan pembahasan dengan DPR untuk APBN 2017, serta pelaksanaan UU tax amnesty," katanya.

Untuk itu, selain memberikan pesan kepada S&P, Sri Mulyani mengharapkan Fitch dan Moodys ikut memberikan penilaian terbaru kepada Indonesia sebagai apresiasi atas kinerja perekonomian nasional yang membaik, meski keduanya telah memberikan peringkat layak investasi sejak 2011.

"Peningkatan pemeringkat ini bisa didukung oleh perbaikan kebijakan yang sifatnya lebih efektif dan predictable yaitu melalui perbaikan struktur anggaran yang lebih sehat dan membantu ketahanan perekonomian terhadap eksternalitas global," tambah Sri Mulyani.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional S&P dalam publikasi terbarunya pada Juni 2016 belum memberikan peringkat "investment grade" atau layak investasi kepada Indonesia.

Lembaga pemeringkat yang bermarkas di New York, AS, itu menekankan bahwa kinerja instrumen fiskal atau APBN yang disusun pemerintah belum begitu membaik, baik yang telah berjalan secara rutin maupun secara struktural.

S&P menekankan jika kerangka fiskal yang sudah disusun pemerintah mampu diiringi dengan perbaikan performa fiskal, dengan penurunan defisit anggaran dan jumlah pinjaman, tidak menutup kemungkinan peringkat Indonesia akan naik.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016