Bandung (ANTARA News) - Pekan Paralimpic Nasional (Peparnas) XV/2016 Jabar merupakan Peparnas pertama setelah National Paralympic Commite (NPC) Indonesia berdiri sendiri dan terpisah dari KONI.

"Peparnas ini menjadi sejarah bagi perjalanan olahraga disabilitas nasional, karena menjadi Peparnas pertama setelah terpisah dari KONI," kata Sekretaris Jenderal NPC Indonesia, Pribadi di Bandung, Jumat.

Namun di sisi lain, Peparnas 2016 Jawa Barat ini juga merupakan ajang Peparnas pertama yang digelar oleh kepanitiaan yang disatukan dengan pelaksanaan PON.

"Memang tidak gampang prosesnya karena harus melalui dinamika yang berbeda di setiap daerah, karena masing-masing kepengurusan dalam tahap transisi," ucapnya.

Karena masing-masing dalam tahap transisi, akselerasi organisasi NPC di daerah tidak sama, sehingga berimbas kepada persiapan menuju Peparnas 2016 di Jawa Barat.

"Imbasnya pada persiapan kontingen, terutama penganggaran. Beberapa di antaranya terpaksa harus melakukan penyesuaian," ujarnya.

Namun, dengan jumlah peserta Peparnas 2016 yang seluruhnya hadir cukup luar biasa. Meski dari jumlah kontingen tidak terlalu banyak, terutama kontingen dari luar Pulau Jawa.

"Bayangkan sebulan menjelang pelaksanaan PON, baru ada 11 kontingen yang konfirmasi ikut Peparnas, kemudian di awal delegate registration meeting ada 29 kontingen, dan akhirnya saat ini seluruh provinsi ikut serta," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Sekjen NPC Pribadi meminta agar para atlet dan kontingen untuk memanfaatkan kesempatan berlaga di ajang Peparnas sebaik-baiknya untuk merintis prestasi di ajang internasional.

"Di tengah kendala yang dihadapi setiap daerah, tentu berimbas kepada jumlah atlet yang mungkin tidak terlalu signifikan, namun diharapkan momen ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencetak prestasi terbaik," kata Pribadi, menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016