Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta turun tujuh poin menjadi Rp13.040 per dolar AS pada Senin pagi.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai tukar dolar AS cenderung masih menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah, di tengah potensi kenaikan imbal hasil global.

"Kenaikan imbal hasil global mengembalikan dorongan pelemahan bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," katanya.

Secara umum, ia melanjutkan, dolar AS juga masih mendapat keuntungan dari ketidakpastian global dengan pasar masih fokus pada pertemuan bank sentral Eropa (ECB) pekan ini dan data pertumbuhan Tiongkok yang berpeluang melambat.

Kendati demikian, menurut dia, ada sentimen positif dari dalam negeri menyusul terisinya posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, mengurangi satu ketidakpastian.

Di sisi lain, pasar juga memperkirakan neraca perdagangan masih melanjutkan hasil surplus.

Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy mengatakan data neraca perdagangan September 2016 yang dirilis hari ini diperkirakan surplus 900 juta dolar AS di atas konsensus 546 juta dolar AS karena ekspor bulanan membaik dan impor menurun.

"Secara tahunan, kami memprediksi ekspor dan impor akan tumbuh masing-masing 3,3 persen year on year (YoY) dan 4,7 persen YoY," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016