Kami akan bekerja sama dalam menjalankan proyek-proyek berskala besar, seperti Pertamina dan PLN tanpa jaminan pemerintah
Jakarta (ANTARA News) - Japan Bank for International Corporation (JBIC) menyatakan ingin membiayai sejumlah proyek di Indonesia yang lebih besar dari pada yang ada sekarang.

"Kami sangat berharap ada penandatanganan kesepakatan proyek migas di Jawa. Kami juga ingin mendapatkan kesempatan untuk mendukung proyek infrastruktur yang lebih besar lagi di Indonesia," kata Takashi Maeda, CEO JBIC, usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu.

Ia menunjuk proyek infrastruktur yang lebih luas, antara lain sektor energi ramah lingkungan dan sektor transportasi.

"Kami akan bekerja sama dalam menjalankan proyek-proyek berskala besar, seperti Pertamina dan PLN tanpa jaminan pemerintah. Jadi ini adalah sebuah tren baru," ujarnya di Kantor Wakil Presiden itu.

Menurut dia, di sela-sela pertemuan negara-negara G7 di Jepang pertengahan tahun ini, Perdana Menteri Shinzo Abe dan Wapres Kalla telah menyepakati penambahan pembiayaan kerja sama proyek infrastruktur.

"Sebelumnya hanya 110 miliar dolar AS dalam lima tahun menjadi 200 miliar dolar AS," ujar Maeda tanpa memerinci dana ini untuk proyek apa saja.

Ia menjamin proyek infrastruktur yang ditawarkan untuk dibiayai itu berkualitas tinggi sehingga pemerintah Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan ketahanannya.

Jusuf Kalla sendiri menyambut positif ajakan JBIC untuk bekerja sama dalam pembiayaan infrastruktur yang lebih besar, yang sudah berjalan, atau yang akan dimulai.

"Termasuk Batang (PLTU Batang) yang secara finansial tidak ada masalah, kecuali persoalan pembebasan lahan," kata Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar.

JBIC membiayai proyek MRT di Jakarta dan juga mengusulkan pembiayaan proyek Pelabuhan Patimban, Subang, dan kereta api kecepatan sedang Jakarta-Surabaya.

"Mereka juga telah menurunkan syarat-syaratnya, di antaranya kewajiban pemerintah Indonesia untuk menyiapkan dana jaminan," ujar Oemar.


Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016