Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap tidak ada demonstrasi lagi setelah polisi menjalankan tugasnya dalam memproses hukum laporan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Tentang Saudara Ahok itu dapat segera ditanggapi atau dijalankan polisi dengan sebaik-baiknya sehingga tidak perlu lagi ada demo berikutnya," katanya saat ditemui di Kantor Wapres, kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin sore.

Oleh sebab itu, Kalla meminta semua pihak untuk menahan diri dan tetap menunggu gelar perkara yang dilakukan oleh polisi benar-benar tuntas.

Kepada para pengunjuk rasa, Wapres meminta agar melakukan aspirasinya secara tertib dan tidak melanggar aturan serta melakukan tindakan anarkhisme.

"Sekali lagi, demo itu adalah hak suatu warga negara untuk memberikan aspirasinya, menyampaikan aspirasinya, tapi selama tidak melanggar aturan. Mudah-mudahan ada solusi," ujarnya.

Mengenai Presiden Joko Widodo yang makin rajin melakukan konsolidasi dengan para ulama dan tentara, Wapres menyatakan sebagai tindakan yang sangat baik untuk membangun kekuatan nasional.

"Konsolidasi dilakukan biar bersatu, bukan konsolidasi untuk...katakanlah melawan rakyat. Sama sekali tidak. Tapi bersatu mengonsolidasikan unsur-unsur, baik masyarakat, pemimpinnya, tentara untuk bersatu agar negara ini aman dan maju serta tidak terjadi konflik," ujarnya.

Kalla menampik anggapan bahwa konsolidasi itu didasari oleh ketakutan Presiden Jokowi menghadapi aksi massal yang rencananya dilakukan pada 25 November 2016.

"Saya kira tidak (seperti itu). Hanya tokoh agama memahami masalah bangsa ini yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya. Memberikan pemahaman kepada militer. Tentu aparat keamanan agar selalu bersiap mengahadapi hal-hal yang mungkin konflik-konflik internal. Diharapkan itu (konsolidasi) sebagai pengamanan bukan untuk mempertentangkan," ujarnya menambahkan.

Dalam aksi puluhan ribu orang yang menuntut proses hukum Ahok di depan Istana Presiden pada 4 November lalu, Jokowi tidak berada di tempat karena sedang meninjau lokasi proyek pembangunan rel kereta di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Banten.

Beberapa perwakilan pengunjuk rasa akhirnya ditemui oleh Wapres Kalla di ruang kerjanya dengan didampingi beberapa menteri dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016