Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebagian wilayah di Indonesia masih berpotensi terancam bencana banjir dan tanah longsor, mengingat puncak musim hujan
diperkirakan akan terjadi pada Januari 2017.

"Masyarakat dan pemerintah daerah harus mewaspadai ancaman bencana banjir dan tanah longsor yang diprediksi akan terus meningkat hingga Januari 2017," katanya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, saat sosialisasi penanggulangan kebencanaan di redaksi Kantor Berita ANTARA, di Jakarta, Kamis.

Anomali cuaca dan kemarau basah mengakibatkan bencana hidrometeorologi meningkat selama tahun 2016.

Data BNPB menunjukkan jumlah kejadian bencana adalah 1.985 kali. Dampaknya 374 orang meninggal, 383 orang luka, 2,52 juta jiwa menderita atau mengungsi, dan ribuan rumah rusak.

Longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa. Diprediksi banjir dan longsor akan makin meningkat hingga Maret 2017.

Menurut data yang didapatkan dari BNPB, 315 kabupaten dan kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia. Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir 63,7 juta jiwa dan sebanyak 6.102 banjir dalam kurun waktu 10 tahun, sedangkan 2,7 ribu jiwa meninggal akibat banjir dalam kurun waktu 10 tahun

Potensi banjir diprediksi akan meningkat hingga akhir tahun 2016 seiring dengan meningkatnya intensitas hujan

"Curah hujan di wilayah Indonesia akan terus meningkat. La Nina dan Dipole Mode negatif diperkirakan sampai Desember 2016. Suhu mula laut perairan di Indonesia masih hangat," kata dia.

"Kawasan yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain Aceh, Kota Medan, Kawasan Riau (Sungai Siak, Kampar, Rokan), Jambi (Sungai Batanghari), Banten (Sungai Ciujung dan Cisadane)," kata dia. 

Juga Jakarta (Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke), Jawa Barat (Sungai Citarum), Jawa Tengah meliputi Wilayah Sungai Jratunseluna, Sungai Bengawan Solo Hulu dan Sungai Citanduy, serta Jawa Timur di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Sulawesi.

Pewarta: Chintisa Mentari dan Rafih Anggreani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016