Jakarta (ANTARA News) - Provinsi Jawa Barat (Jabar) segera memiliki tiga bendungan baru yakni Bendungan Kering (Dry Dam) Ciawi di Kabupaten Bogor, Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, dan Bendungan Leuwikeris Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan kontrak konstruksi tiga bendungan ini ditandatangani sekaligus hari Rabu ini (23/11).

"Ini merupakan bagian dari target delapan bendungan baru yang akan dimulai pekerjaannya pada 2016," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Imam Santoso kepada pers, usai menyaksikan penandatanganan tiga kontrak konstruksi bendungan itu di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, sebelumnya tiga bendungan sudah ditandatangani kontraknya yaitu Way Sekampung, Kuwil, Ladongi dan kemudian yang hari ini tiga bendungan ini, minggu depan rencananya Sukamahi dan Napung Gete.

Ia meminta kepada pihak kontraktor untuk segera melaksanakan pembangunan fisik tanpa menunggu adanya seremonial "ground breaking" (peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan) demi terwujudnya percepatan pembangunan sesuai target yang telah ditetapkan.

"Begitu tanda tangan kontrak saya mau langsung jalan pembangunannya tidak menunggu adanya "groundbreaking". Sebulan kemudian kita akan cek, apakah sudah mulai apakah sudah ada alat-alat berat di lapangan dan pembangunan jalan akses apakah sudah dibangun," tegasnya.

Imam juga meminta kepada pegawai di seluruh balai yang terkait pembangunan bendungan untuk terus melakukan pengawasan di lapangan sesuai instruksi Menteri PUPR.

"Teman-teman di balai untuk konsentrasi, mohon untuk melakukan percepatan di lapangan, karena ini proyek besar yang banyak ditunggu masyarakat," ujarnya.

Perjanjian Paket Pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung), ditandatangani pihak SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan pihak Abipraya-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor dengan nilai pekerjaan mencapai Rp757,8 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years).

Lama pengerjaan Paket tersebut diperkirakan mencapai 1080 hari kalender yang ditargetkan selesai pada 2019.

Sementara untuk penandatangan perjanjian Paket Supervisi Pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung), dilakukan oleh pihak SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan PT. Yodya Karya (Persero) KSO PT. Indra Karya (Persero) Wilayah II Semarang dan PT. Indah Karya (Persero).

Nilai Paket pekerjaan supervisi tersebut mencapai Rp25 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Lama pengerjaan Paket tersebut diperkirakan mencapai 1080 hari kalender yang ditargetkan selesai pada 2019.

Bendungan pertama

Bendungan Kering (dry dam) di Ciawi merupakan Bendungan Kering pertama yang dibangun di Indonesia dan merupakan bagian dari rencana induk menanggulangi banjir di Jakarta.

Bendungan ini tidak akan dialiri dengan air untuk keperluan irigasi atau air baku namun lebih berfungsi untuk mengejar kapasitas pengendalian banjir, karena saat hujan datang, bendungan akan menampung air dan memperlambat aliran air hujan ke Jakarta.

Sementara itu kontrak pembangunan Bendungan Cipanas yang utamanya diperuntukkan untuk mengatasi permasalahan terkait kebutuhan air di wilayah Pantura dibagi menjadi dua paket pekerjaan.

Perjanjian Paket 1 Pembangunan Bendungan Cipanas ditandatangani oleh perwakilan BBWS Cimanuk Cisanggarung dan dari WIKA-JAYA Konstruksi, KSO sebagai pihak kontraktor.

Paket pekerjaan konstruksi Bendungan Cipanas Paket 1 tersebut mencapai Rp925 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years). Lama pengerjaan paket tersebut ditargetkan selesai 2020.

Perjanjian Paket 2 Pembangunan Bendungan Cipanas ditandatangani oleh Pejabat perwakilan BBWS Cimanuk Cisanggarung dan dari Abipraya-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor.

Nilai paket konstruksi Bendungan Cipanas Paket 2 tersebut sebesar Rp448 miliar dengan sistem kontrak tahun jamak (multi years) yang juga ditargetkan selesai pada 2020.

Disamping untuk mengatasi kebutuhan air di wilayah Pantura, Bendungan Cipanas juga dibangun sebagai pengendali banjir untuk wilayah Pantura Kabupaten Indramayu, pendukung irigasi pertanian di wilayah Sumedang dan Indramayu, dengan luas sekitar 8.089 hektar dan juga penghasil listrik sebanyak 3 megawatt.

Bendungan Cipanas dibangun dengan tipe konstruksi Urugan Batu dengan inti tegak dengan tinggi bendungan dari galian mencapai 74 meter serta panjang puncak mencapai 326 meter dan lebar puncak mencapai 12 meter.

Volume Bendungan Cipanas diproyeksikan mencapai 3081 juta meter kubik.

Selanjutnya pembangunan Bendungan Leuwikeris yang utamanya untuk penyediaan air irigasi untuk areal sawah di Lakbok Utara seluas 6.600 hektar dan Manganti seluas 4.616 hektar.

Perjanjian kontrak Bendungan Leuwikeris dibagi menjadi tiga paket dengan nilai kontrak lebih dari Rp1 triliun.

Selain untuk keperluan irigasi, Bendungan Leuwikeris juga untuk menyediakan air baku di Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis sebesar 845 liter per detik.

Termasuk pula untuk mereduksi banjir periode 25 tahunan sebanyak 11,7 persen dari 509,7 meter kubik per detik menjadi 450,02 meter kubik per detik.

Bendungan tersebut juga dibangun untuk dapat menghasilkan listrik sebesar 20 megawatt.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016