Manado (ANTARA News) - Tim SAR gabungan berhasil menemukan lima warga Kota Manado, Sulawesi Utara, yang menjadi korban banjir dan tanah longsor akibat hujan selama beberapa hari.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Minggu, mengatakan banjir melanda beberapa kelurahan di Kota Manado seperti Tuminting, Sario, Taas, Banjer, Tumumpa, Paal 2, Dendengan Luar, Ternate Tanjung, Ternate Baru dan Ketang Baru pada Kamis hingga Jumat (15-16/12).

Sementara longsor terjadi di beberapa kelurahan secara bersamaan yaitu di Kelurahan Pakowa, Dendengan Dalam, Bumi Nyiur, Kampung Islam dan Paal 4.

"Lima orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor," kata Sutopo.

Longsor yang terjadi di Paal 4 pada Kamis (15/12) pukul 23.30 Wita menimbun dua warga yaitu bapak dan anaknya.

Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban Miton Abdulah (bapak) pada Jumat (16/12) pukul 04.00 Wita, sedangkan anaknya Sergio berhasil ditemukan pada Sabtu (17/12) pukul 15.00 Wita, keduanya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Sementara itu, banjir pada Kamis siang telah menghayutkan Idrus Mangantar (20) di Kombos Timur yang tak jauh dari DAS Tondano, korban ditemukan di Singkil oleh Polair Polresta Manado pada Sabtu pukul 14.00 Wita.

Banjir juga menghanyutkan seorang anak bernama anak Keiza (7) di Sungai Bailang Kelurahan Tuminting, korban ditemukan pada Jumat siang dalam kondisi meninggal dunia.

Petugas juga menemukan korban hanyut laki-laki dewasa di tepi pantai yang terletak di belakang Megamas pada Sabtu pukul 15.00 Wita, korban belum teridentifikasi dan masih di rumah sakit.

Sutopo menambahkan korban-korban ditemukan oleh tim SAR gabungan dari TNI, Polri, BPBD Kota Manado, BPBD Sulawesi Utara, SAR, RAPI, SKPD dan relawan.

BPBD Manado dan BPBD Provinsi Sulut telah menyerahkan bantuan kepada keluarga korban berupa kasur, makanan siap saji, selimut, makan untuk petugas, serta bahan kebutuhan lainnya.

"Masyarakat Kota Manado diimbau untuk waspada dari banjir dan longsor," katanya.

Kota Manado rawan banjir dan longsor, masyarakat yang tinggal di lereng-lereng perbukitan makin bertambah akibat terbatasnya daerah datar sehingga perbukitan dijadikan permukiman.

Sungai-sungai juga mengalami penyempitan karena sedimentasi, beberapa permukiman juga berkembang di dataran rawan banjir.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016