Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah turun 10 poin menjadi Rp13.291 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi.

"Penguatan mata uang rupiah tertahan seiring dengan sebagian pelaku pasar uang yang memanfaatkan momentum sesaat untuk melakukan aksi ambil untung mengingat mata uang domestik telah mengalami penguatan pada hari sebelumnya," kata analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong.

Menurut dia, pelemahan rupiah itu hanya bersifat sementara karena sentimen dari dalam negeri yang terbilang cukup positif berpotensi membalikkan arah pergerakan nilai tukar mata uang domestik ke area positif.

"Sejumlah data ekonomi domestik yang telah dirilis menunjukkan fundamental Indonesia masih kuat meski dibayangi perlambatan global," katanya.

Ia mengatakan harga minyak yang bergerak lebih tinggi seiring dengan penurunan suplai minyak dari Arab Saudi ke Asia juga akan menahan laju dolar AS.

Di sisi lain, lanjut dia, pidato presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump yang belum memberikan penjelasan secara rinci mengenai langkah-langkah yang akan diambil masih akan membebani dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rannga Cipta mengatakan kebijakan fiskal Indonesia yang dinilai lebih kredibel dan pengesahan PP Minerba akan mempertahankan dominasi sentimen positif domestik.

"Sehingga, peluang bagi rupiah untuk kembali bergerak di area positif pada akhir pekan ini cukup terbuka," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017