Teheran (ANTARA News) - Iran menerima lampu hijau dari para negara adidaya untuk mengimpor 130 ton uranium alam, kata juru bicara Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) Behrouz Kamalvandi pada Kamis (12/1).

Dia mengatakan lampu hijau diberikan oleh komisi gabungan yang mengawasi kesepakatan nuklir yang disepakati Iran pada 2015 dengan Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat.

"Mereka menyetujui permintaan kami untuk membeli 130 ton uranium (alam)," ucap Kamalvandi  kepada stasiun televisi negara tanpa menyebutkan pemasoknya.

Menurut Kamalvandi, Iran sudah mengimpor 220 ton uranium sejak kesepakatan nuklir diberlakukan pada Januari 2016.

Impor sebelumnya dan tambahan 130 ton akan membuat Iran memiliki cadangan yang cukup untuk program nuklirnya.

Namun, Iran akan membutuhkan stok uranium lebih besar untuk meningkatkan program nuklirnya ke tingkat "industri" dan eksplorasi tambang uranium baru sedang berlangsung di seluruh negeri, katanya.

Iran dan para negara adidaya mengadakan pembicaraan di Wina pada Selasa untuk meninjau kesepakatan pada 2015, menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Trump berjanji akan "membatalkan" kesepakatan "yang membawa petaka" itu, yang bertujuan mengurangi aktivitas atom dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.

Teheran menegaskan program nuklirnya damai dan sejauh ini memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan tersebut.

Kamalvandi membantah pemberitaan media yang melaporkan bahwa Iran sepakat untuk mengurangi persediaan uranium yang diperkayanya menjadi kurang dari 300 kilogram.

Kesepakatan sudah dicapai antara Iran dan kekuatan dunia mengenai cara menghitung persediaan uranium Teheran yang diperkaya rendah, ujarnya seperti dilansir AFP. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017