Brussels (ANTARA News) - Polisi Belgia menahan dua orang setelah pencarian dari rumah ke rumah di Brussels terkait dengan serangan di Paris pada 2015, yang menewaskan 130 orang, kata kantor kejaksaan federal pada Rabu.

Hakim akan memutuskan dalam beberapa jam mendatang apakah tuntutan bisa dikenakan terhadap mereka, kata kantor kejaksaan dalam pernyataan.

Banyak pelaku serangan Paris tinggal di Brussels, yang menjadi pusat dari penyelidikan terhadap kelompok keras.

Pada pertengahan tahun lalu, pengadilan Belgia memutuskan tersangka pelaku serangan Paris Salah Abdeslam bisa diekstradisi ke Prancis.

Pengacara Abdeslam sebelumnya mengatakan bahwa Abdeslam telah mencabut keberatan untuk diekstradisi dan telah memperbarui tawaran bekerja sama dengan pihak berwenang Prancis.

Setelah penangkapannya pada 18 Maret, yaitu empat bulan setelah serangan Paris 13 November yang menewaskan 130 orang, Abdeslam menjawab sejumlah pertanyaan para penyelidik namun menggunakan haknya untuk diam terkait pengeboman bunuh diri di Brussels pada 22 Maret.

Penyelidik meyakini serangan di Paris dan Brussels dilakukan oleh anggota jaringan teroris ISIS yang sama.

IS juga telah mengaku bertanggung jawab atas serangan bersenjata tersebut. Mereka mengklaim mengirimkan para petempur yang mengenakan rompi bom bunuh diri dan membawa senapan mesin ke berbagai lokasi di jantung ibu kota Prancis itu.

IS menyatakan serangan itu dirancang untuk menunjukkan Prancis akan tetap menjadi target utama mereka sepanjang negara itu melanjutkan kebijakan politiknya yang sekarang ini.

Kelompok itu mendistribusikan video tak diketahui tanggal pembuatannya dengan mengancam menyerang Prancis jika pemboman yang dilakukan pasukan Sekutu termasuk Prancis terhadap ISIS terus berlanjut.

Lengan media IS, Al-Hayat Media Centre, menyampaikan ancaman melalui beberapa militan yang menyeru muslim Prancis untuk angkat senjata.

Presiden Prancis Francois Hollande sendiri mengatakan aksi teror itu memang diorganisir dari luar negeri dengan dibantu para aktivis IS di dalam negeri Prancis.

Tempat IS dalam video itu belum jelas benar dan tidak jelas di mana video itu dibuat, namun pesannya tegas sekali.

Pegaris keras, yang diduga warga Prancis, duduk bersila dengan mengenakan seragam kamuflase dan memegang senjata di tempat yang sepertinya hutan.

Video itu menunjukkan pegaris keras tersebut membakar paspor mereka, demikian Reuters melaporkan.

(G003/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017