Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memastikan program 35.000 MW masih sesuai jadwal yang ditargetkan yakni selesai 2019.

"Sekarang program 35.000 MW itu tetap masih dalam schedule (jadwal)," kata Luhut saat ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa.

Menurut mantan Menko Polhukam itu, program tersebut penting untuk tetap dijalankan sesuai target lantaran kebutuhan listrik akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.

Kendati saat ini pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5 persen sehingga target program tidak sepenuhnya tercapai, Luhut mengatakan program tersebut akan tetap dilanjutkan.

Ia menuturkan, meski nantinya tidak tercapai sesuai target, pemerintah akan tetap mengejar program kelistrikan tersebut.

"Jadi mungkin kita bisa capai COD (commercial operation date/beroperasi komersial) sekitar 20.000an MW, sisanya under construction (dalam masa pembangunan)," ujarnya.

Luhut menambahkan, pemerintah juga tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam menentukan target program.

Meski disebut-sebut menjadi program yang sulit dicapai, pemerintah optimistis untuk menyukseskan program 35.000 MW.

Pasalnya, kapasitas listrik hingga 35.000 MW dibutuhkan guna mengantisipasi perubahan di masa depan sehingga Indonesia tidak kekurangan pasokan listrik.

"Pertumbuhan ekonomi global setiap 6 bulan berubah. Jadi mungkin saja ekonomi global tiba-tiba membaik, nanti bisa-bisa tumbuh 6 persen. Kalau sudah begitu dan kita enggak siap, bisa shortage (kekurangan) lagi. Jadi lebih bagus agak lebih daripada kurang," jelasnya.

Sebelumnya, Sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke 20 memutuskan bahwa program 35.000 MW tetap harus selesai pada 2019 sebagaimana diputuskan dalam sidang paripurna DEN ke 4 yang dipimpin Presiden Jokowi 5 Januari lalu.

Anggota DEN Dwi Hary Soeryadi dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (23/1), mengatakan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang disusun DEN, total kapasitas pembangkit listrik pada 2025 adalah 114.000 MW dan 430.000 MW pada 2050.

Jika target penyelesaian pada 2019 tertunda, maka dipastikan target jangka panjang juga akan tertunda.

"Ini yang jadi perhatian kita semua bahwa 35.000 MW di 2019 itu harus tetap jadi target nasional," katanya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017