"Dari 1,4 juta penerima rastra yang dulu subsidi pangan sekarang sudah dikonversikan menjadi bantuan pangan, sehingga mereka dapat bertransaksi di E-Warong untuk membeli kebutuhan bahan pokok," kata Menteri Khofifah dalam kunjungan kerjanya di Jambi, Jumat.
Mensos mengatakan, pihaknya menargetkan membentuk sebanyak 7.733 Elektronik warung gotong royong (E-Warong) untuk melayani penerima bantuan pangan.
Layanan E-Warong tersebut terbentuk di 45 kota dan enam kabupaten. Daerah-daerah itulah yang akan mendapatkan layanan bantuan pangan konversi dari subsidi pangan, baik di Jawa maupun luar Jawa.
"Biasanya teman-teman menemukan beras ada yang berjamur dan berkutu. Melalui E-Warong mereka akan memilih kualitas beras sesuai dengan keinginannya, apakah beras medium, premium atau super. Mereka juga bisa membelanjakan selain beras, misalnya gula dan tepung," katanya menjelaskan.
Mensos menceritakan ia pernah menanyakan kepada penerima bantuan pangan yang membelanjakan dengan kartu KKS di E-Warong yang memilih membeli beras dengan kualitas premium.
"Kata mereka kalau nasinya enak enggak pakai lauk juga nggak apa-apa, dan itu yang bisa di jawab oleh orang miskin, kita tidak pernah membayangkan nasi cuma dikasih garam, sambal, tentu mereka juga pingin mencicipi beras yang enak," kata Mensos.
"Dulu kalau mereka terima rastra, mereka tidak bisa pilih, kalau bantuan pangan ini mereka bisa milih, jadi sudah ada varian untuk bantuan pangan yang ada di E-Warong," katanya.
Dalam bantuan pangan konversi dari subsidi pangan tersebut setiap rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) akan memperoleh dana bantuan berupa uang senilai Rp110.000 secara rutin yang setiap bulan yang disalurkan melalui kartu keluarga sejahtera.
Pada program E-Warong tersebut untuk di Jawa, Bali dan Papua lembaga perbankan yang melayani yakni Bank BNI, Bank Mandiri dan BTN. Sedangkan di luar Jawa, Bali, dan Papua dilayani BRI.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
