Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia berencana mengubah mekanisme transaksi perdagangan saham pada sesi pra-penutupan agar lebih transparan, efisien, dan wajar.

Direktur Perdagangan dan Anggota BEI Alpino Kianjaya di Jakarta, Kamis, mengatakan rencana itu untuk merespons aktivitas pelaku pasar yang cenderung memasang harga saham di level rendah sehingga memengaruhi laju indeks harga saham gabungan (IHSG).

Ia menjelaskan sesi pra-penutupan itu terjadi pada pukul 15.50-16.00 WIB, di mana investor dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli. Kemudian sistem melakukan proses pembentukan harga penutupan.

"Misal, sebelumnya indeks menguat, namum tiba-tiba menurun setelah sesi pra-penutupan. Seperti kita tahu, level IHSG itu terbentuk oleh transaksi saat pra-penutupan. Kami sedang pikirkan mekanisme transaksi saat sesi pra-penutupan agar berjalan lebih transparan," ujarnya.

Menurut dia, praktik transaksi pada sesi itu banyak yang terjadi dengan tidak transparan, terutama pada saham-saham yang berkapitalisasi besar sehingga memengaruhi IHSG.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan pihaknya akan menelusuri penyebab IHSG yang cenderung mengalami penurunan menjelang penutupan perdagangan.

Ia mengatakan, penurunan jelang penutupan itu terjadi berulang. Menurut dia, ada pihak-pihak yang bermain di sesi pra-penutupan dengan memasang harga saham di level rendah.

"Tiga bulan terakhir ini agak sering. Bisa saja karena order client, namun kenapa mendadak. Saya sudah bilang tolong jaga pasar," ujarnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017