Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian Indonesia yang diasumsikan tumbuh 5,6 persen pada 2018 merupakan angka perkiraan yang ambisius dan optimistis, namun tetap kredibel dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

"Angka 5,6 persen dianggap bisa memberikan sinyal, bahwa kita cukup ambisius dan optimistis, namun tetap kredibel," kata Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,6 persen tersebut telah mempertimbangkan komponen permintaan seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor yang bisa tumbuh positif pada 2018.

Selain itu, angka perkiraan ini muncul setelah pemerintah mempertimbangkan dampak tekanan global terhadap perekonomian nasional seperti kebijakan pemerintah Amerika Serikat maupun situasi geopolitik dan keamanan di berbagai wilayah dunia.

"Kita melihat itu saja, angka itu akan digunakan untuk memulai perhitungan RAPBN 2018," kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Pemerintah menetapkan target kisaran pertumbuhan ekonomi dalam pagu indikatif RAPBN 2018 sebesar 5,4 persen-6,1 persen, sebelum Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (4/4), memutuskan asumsi sebesar 5,6 persen.

Pemilihan angka asumsi tersebut berdasarkan kalkulasi sementara, melalui realisasi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,02 persen dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 yang diharapkan bisa mencapai 5,2 persen.

Untuk itu, berdasarkan komposisi permintaan maupun produksi dengan menggunakan baseline 5,4 persen, maka Presiden menetapkan angka 5,6 persen sebagai asumsi dasar pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017