Jakarta (ANTARA News) - Sebuah alat peledak meledak Senin pukul 14.40 waktu Moskow dalam sebuah kereta bawah tanah ketika kereta ini sedang bergerak dari Stasiun Tekhnologichesky Institut ke Stasiun Sennaya Ploshchad.

Komisi Intelijen Rusia (IC) menggolongkan ledakan itu sebagai serangan teroris. IC mengungkapkan seorang pria telah meledakkan bom di St. Petersburg Senin sore itu. Namanya Akbardjon Djalilov, kelahiran 1995, kata juru bicara IC Svetlana Petrenko.

Petrenko memastikan, si pria peledak bom juga meninggalkan bom lainnya di stasiun Ploshchad Vosstaniya.

"Analisis awal menyebutkan bahwa bahan peledak diletakkan di alat pemadam api dan diisi dengan elemen-elemen berbahaya dalam bentuk bola logam kecil-kecil dan mur, seperti bom yang telah meledak itu. Diperkirakan bom itu dipicu oleh ponsel, bukan oleh pengatur waktu," kata seorang sumber kepada kantor berita TASS.

"Itulah mengapa komunikasi telepon mobile dimatikan. Segera setelah itu, bahan peledak berkekuatan 1 kg TNT berhasil dijinakkan," sambung sang sumber.

Tentang bom
Para spesialis terus mempelajari bom yang sudah meledak dan jenazah diduga pelaku bom bunuh diri.
Bom yang berhasil diledakkan serupa dengan bahan peledak yang berhasil dijinakkan di stasiun Ploshchad Vosstaniya dan memiliki elemen-elemen yang sama. Pelakunya diduga dari Asia Tengah yang memiliki kaitan dengan organisasi militan di Suriah.
"Dia (pelaku) ada di gerbong ketiga dekat pintu, dengan tujuan merusakkan rangkaian kereta. Begitu kereta bergerak, alat peledak berkekuatan 200-300 gram TNT diledakkan. Ledakan itu sebenarnya telah menghancurkan pintu kereta tetapi masinis telah bertindak dengan menaati prosedur untuk  tidak menghentikan kereta sampai stasiun berikutnya. Beberapa jenazah ditemukan di terowongan setelah terlempar keluar dari kereta," kata sumber tadi.

Tentang pemeriksaan keamanan
Pemeriksaan keamanan di metro St. Petersburg telah dilakukan secara normal, kata Gubernur Kota St. Petersburg Georgy Poltavchenko. "Pemeriksaan keamanan dilakukan sebagaimana biasa. Penyelidikan ini akan memperlihatkan apakah sistem keamanan efisien atau tidak."

Tentang penyelidikan
Komisi Kemanan Nasional Kyrgyzstan menghubungi dinas khusus Rusia yang menyelidiki serangan teroris di subway St. Petersburg itu, kata juru bicaranya Rakhat Sulaimanov kepada TASS.
"Dipastikan bahwa tersangka yang melakukan serangan teror itu adalah warga asli republik kami," kata dia. Menurut Sulaimanov, Kyrgyzstan juga menyatakan si pelaku sudah mendapatkan kewarganegaraan Rusia beberapa masa sebelumnya.
Menurut media massa, Komisi Kemanan Nasional Kyrgyzstan memastikan bahwa pelaku bernama Akbarzhon Jalilov, lahir pada 1995 dan penduduk asli Kyrgyzstan.

Tentang bom baru
Polisi tengah memverifikasi laporan mengenai ancaman bom di stasiun Sennaya Ploschad di St. Petersburg, kata bidang pers Kementerian Keadaan Darurat Rusia. "Polisi memeriksa stasiun Sennaya Ploshchad. Stasiun ini ditutup, kereta diperintahkan untuk terus jalan tanpa berhenti di stasiun ini."
Stasiun subway Dostoyevskaya di pusat kota St. Petersburg juga ditutup.

Tentang korban
Jumlah korban tewas ada 14 orang, kata Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova.
"Kami dapat memverifikasi yang meninggal dunia ada 14 orang, rinciannya sebelas orang meninggal dunia seketika di tempat kejadian dan tiga lainnya meninggal karena kondisinya parah sekali, seorang dari mereka meninggal dunia saat dalam ambulans dan dua lainnya di Rumah Sakit Mariinsky," kata dia.
Menurut dia, 49 orang masih dirawat di rumah sakit. "13 orang telah pulang. Semua pasien ditangani oleh para spesialis terbaik setiap hari," kata Skvortsova.
Menurut Gubernur Georgy Poltavchenko, ledakan bom itu menimpa tiga orang asing dan para tamu dari 17 daerah di Rusia.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017