Jakarta (ANTARA News) - Beberapa sekolah di Jakarta menganggap Ujian Nasional Berbasis Komputer lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan ujian secara tertulis, karena tidak lagi dibutuhkan biaya distribusi dan produksi kertas.

"Lebih hemat, karena tidak perlu menggunakan kertas. Bayangkan berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk membuat kertas ujian," kata Panitia UNBK SMAN 4 Jakarta, Tetty Helena, di SMAN 4, Jakarta, Senin.

Selain itu, penyelenggaraan UNBK juga lebih praktis dan tidak menyita waktu seperti penyelenggaraan ujian tertulis lainnya.

Dia mengatakan UN tertulis lebih menyita waktu saat persiapan ujian karena harus memastikan soal dapat tersimpan dengan baik sebelum ujian dimulai. Tak hanya itu, para panitia bisa sampai bergadang untuk menyimpan soal ujian.

"Kalau persiapannya lebih ringkas karena soal sudah ada di server, kemudian pengawas yang dibutuhkan pun lebih sedikit. Kalau dahulu polisi juga ikut terlibat mengamankan ujian, kalau sekarang enggak, satu ruangan hanya diawasi oleh dua orang guru," kata Tetty.

Sebanyak 175 siswa yang terdiri 105 siswa IPA dan 70 siswa IPS pada Senin mengikuti UNBK mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dibagi dalam tiga waktu ujian pertama pukul 07.30 WIB, 10.30 WIB dan 12.30 WIB.

SMAN 4 memiliki dua lab komputer, masing-masing digunakan untuk jurusan IPA dan IPS, setiap ruang ujian akan diisi 35 siswa.

SMK 38 Jakarta yang telah melangsungkan UNBK seminggu sebelumnya juga merasakan hal yang sama dengan SMAN 4.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 38 Jakarta, Siti Habibah, mengatakan, penyelenggaraan UNBK ini lebih ekonomis dan juga dapat meningkatkan integritas siswa dalam menjalani ujian.

"Mereka tidak dapat menyontek saat ujian, karena setiap ID siswa akan mengerjakan soal yang berbeda dengan siswa yang lain. Integritas ini lebih penting dibandingkan dengan nilai ujian yang tinggi," jelas dia.

Dia mengatakan saat masuk ke ruang ujian baik peserta maupun pengawas ujian tidak diizinkan membawa ponsel, sehingga penyelenggaraan ujian menjadi lebih baik dan bersih. 

Pewarta: Aubrey Fanani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017